TRIBUNNEWS.COM - Debat ketiga atau terakhir Pilkada Jakarta 2024 akan digelar hari ini, Minggu (17/11/2024), di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, pada pukul 19.00 WIB.
Adapun tema yang akan diusung pada debat kali ini adalah perkotaan dan perubahan iklim.
Dari tema besar tersebut, ada enam subtema yang akan dibahas yaitu penanganan banjir, penataan pemukiman, penurunan emisi serta transisi energi terbarukan, pengelolaan sampah, ketersediaan air bersih, serta kota layak huni dan penataan ruang terbuka hijau.
Di sisi lain, debat ini akan diikuti oleh tiga pasangan calon yaitu nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK)-Suswono (RIDO); nomor urut 2; Dharma Pongrekun-Kun Wardhana Abyoto; dan nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno.
Sebelum debat digelar hari ini, ada tujuh lembaga yang melakukan survei terkait elektabilitas tiga paslon yang berkontestasi di Pilkada Jakarta 2024.
Adapun ketujuh lembaga survei yang dimaksud yakni Litbang Kompas, Lingkaran Survei Indonesia (LSI), LSI Denny JA, Parameter Politik Indonesia (PPI), Charta Politika, Katadata Telco Survey, dan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Selengkapnya berikut elektabilitas tiap paslon hasil survei ketujuh lembaga di atas.
1. Litbang Kompas
Berdasarkan survei dari Litbang Kompas yang dilakukan pada 20-25 Oktober 2024, Pramono-Rano mengungguli elektabilitas RIDO.
Baca juga: Pramono-Rano Temui Anies, Begini Respons Kubu RIDO
Dikutip dari Kompas.com, elektabilitas Pramono-Rano berada di angka 38,3 persen dan disusul RIDO di peringkat kedua dengan raihan 34,6 persen.
Sementara, paslon Dharma-Kun kalah jauh lantaran hanya memiliki elektabilitas 3,3 persen.
Namun, masih ada responden yang belum memberikan jawaban atau memutuskan pilihan yaitu sebanyak 23,8 persen.
Selain itu, keunggulan Pramono-Rano juga tidak bersifat absolut karena masih adanya margin of error dari survei yang dilakukan yaitu kurang lebih 3,46 persen.
Adapun survei dilakukan dengan cara wawancara tatap muka dengan melibatkan 800 responden yang berdomisili di Jakarta.
Sementara, tingkat kepercayaan survei ini sebesar 95 persen dan dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara).