SEKEMBALINYA mbok Ruk selesai melayani pembeli lain, ia pun berkata kembali disertai dengan celotehan khasnya.
Ibu: ....mas dan mba nya beli dong jangan dipilih saja, he ...he.. senyuman tulus yang menampakkan gigi berwarna merah akibat mengunyah sirih.....
Terasa sekali keakraban di antara kami walaupun pertemuan kami belum terlalu lama.
Tanpa sungkan ia melanjutkan obrolan kami kembali.
"Usaha mbok 1 tahun yang lalu tidak seperti ini, mbok hampir bangkrut, sayuran mbok banyak yang terbuang karena kondisi sayuran yang sudah rusak akibat tidak laku terjual."
Dalam kegelisahan yang sedang mbok alami di lapaknya, tiba-tiba mbok dihampiri oleh seorang anak muda yang mengenakan rompi bertuliskan nama lembaga dari salah satu lembaga amil zakat nasional yakni BAZNAS.
Sambil menggosok-gosokkan sirih ke mulutnya, ia bercerita kembali.
Ibu: Mas dan mba- e, kedatangan anak muda yang mengenakkan rompi bertuliskan BAZNAS sepertinya jalan pertolongan Allah yang ditunjukkan kepada mbok untuk tidak hanya sekadar membantu usaha mbok melainkan pertolongan dalam memperbaiki keimanan dan aqidah mbok kepada Allah SWT.
Pada saat itu mbok diberikan bantuan modal usaha agar mbok dapat berjualan kembali. Bantuan yang mbok terima berupa pinjaman tanpa embel-embel.
Sambil mengernyitkan kening mengingat-mengingat istilah yang tepat untuk istilah pinjaman dimaksud, serta merta ia berkata kembali, Oh ...iya, aku sudah ingat mas namanya qordhul hasan artinya pinjaman kebajikan, pinjaman yang hanya dikembalikan pokok pinjaman saja.
Baca juga: Sedekah dan Pemberdayaan Ekonomi Rukmini
Waktu pengembalian pinjaman disesuaikan dengan perkembangan usaha bilamana usaha sudah meningkat dan memperoleh keuntungan barulah mbok mengangsur.
Tidak hanya itu mbok secara berkala 3 kali dalam seminggu senantiasa diwajibkan menghadiri pengajian kelompok pasar guna mendapatkan bimbingan rohani agar peningkatan keimanan dan ibadah mbok sebagai seorang muslim dapat istiqomah.
Di dalam pengajian, mbok juga mendapatkan bimbingan pengetahuan tentang bagaimana berjualan sesuai dengan prinsip syariah.
Semua itu mbok jalani dengan sukacita dari waktu ke waktu. Selang waktu tidak terlalu lama usaha mbok berangsur-angsur kembali normal usaha mbok mulai pulih kembali.
Sebagai isyarat menyudahi obrolan kami, si mbok berkata kembali:
Ibu: kini mbok lebih ikhlas dalam menjalani kehidupan di dunia, mbok bersyukur karena Allah telah memberikan hidayah kepada mbok, motivasi terbesar yang mbok punya agar bisa bersedekah setiap harinya.
Terkadang mbok bersedakah melalui anak muda berompi tulisan BAZNAS yang datang secara rutin ke lapak dagangan mbok.
Pada akhirnya kami membeli sejumlah sayur mayur dan lauk pauk, sambil berkata kepada si mbok:
"Semoga mbok diberikan kesehatan."
Dan kami pun meninggalkan lapaknya serta saling memberikan salam perpisahan.
Berdasarkan cukilan di atas maka bisa dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Usaha mikro merupakan usaha yang memiliki beberapa keterbatasan akses seperti di antaranya akses mendapatkan permodalan, akses mendapatkan pembinaan manajemen sederhana dan akses mendapatkan pembinaan mental dan rohani.
2. Jumlah pengusaha mikro seperti mbok Rukmini diyakini masih banyak jumlahnya. Mereka menjadi lahan yang luas untuk dibantu dengan pemberdayaaan ekonomi yang bersumber dari ZIS
3. Pemberdayaan yang berkelanjutan sehingga mendorong mereka dapat naik tingkat menjadi mandiri serta berkembang. (semula dhuafa sehingga kemudian menjadi aghniya).
4. Melakukan layanan jemput bola ZIS adalah salah bentuk cara dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
5. konsep dan model penggabungan sumber pemberdayaan ekonomi mikro yang berasal dari philantrophy Islam sampai dengan bantuan yang bersifat dan semi komersial.
6. Pemberian pendampingan (technical asisten) merupakan salah satu cara dalam membantu pengusaha mikro seperti Rukmini-Rukmini lain yang masih banyak jumlahnya, agar mereka dapat bangkit memulai usahanya kembali.
7. Bersedekah tidak harus menunggu kaya atau berkelebihan melainkan bisa dimulai dengan seberapa mampu kita bersedekah walaupun dalam keadaan sempit.
Penulis: Relawan BAZNAS