KEBANYAKAN orang cinta akan harta, hampir semua orang menyukai uang. Uang inilah penyebab seseorang dapat selamat dunia akherat atau bisa juga celaka atau binasa, Allah pasti akan memperlihatkannya baik di dunia maupun di akherat.
Kebinasaan bagi mereka dapat ditunjukkan oleh Allah bisa dengan berbagai cara yang bisa saja mereka tidak menyadarinya, seperti hartanya tidak memberikan kebahagiaan dan ketenangan pada jiwanya, hasrat untuk memiliki harta berlebih tidak pernah habisnya, dikasih 1 minta 2, dikasih 2 minta 3 dan seterusnya.
Hartanya habis oleh hal-hal yang mengandung pekerjaan sia-sia, hartanya tidak pernah dinikmati sebagaimana orang-orang pada umunnya.
Azab dunia bagi mereka bisa Allah tunjukkan melalui sakit yang berkepanjangan tidak pernah kunjung sembuh sehingga hartanya habis untuk berobat.
Rumah tangganya yang berantakan (broken home) karena keluarganya hanya beorientasi pada kehidupan duniawi semata.
Hartanya akan semakin menjauhkan dirinya bertakwa kepada Allah SWT. Bahkan akan membawa kerusakan kepada dirinya dan orang lain, sebagaimana Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلاَ فِى غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِهِ
Artinya: "Kerusakan pada sekawanan kambing akibat dua srigala lapar yang dilepaskan padanya tidak lebih parah dibandingkan kerusakan pada agama seseorang akibat kerakusannya terhadap harta dan kemuliaan".
Saat ini sudah nampak di depan kita, bahwa kerusakan dimana-mana akibat korupsi merajalela dan cara-cara lain yang melanggar nilai-nilai agama diterabasnya dalam rangka memperoleh harta dan kedudukan (kemuliaan dihadapan manusia).
Masih ada waktu untuk memperoleh kasih sayang dan meningkatkan keimanan serta memperbaiki tauhid kepada Allah, manakala seorang muslim beritikaf di masjid, meningkatkan ibadah baik sunnah maupun wajibnya ditambah memperbanyak pekerjaan amal sholeh, hal ini merupakan cara-cara yang dianjurkan untuk memperoleh kemuliaan dimaksud.
Kemuliaan yang akan didapat pada kemungkinan 1 malam di 10 hari akhir bulan ramadhan, yakni mendapatkan segala kebaikan dimana Allah akan melipat gandakan pahala atas amal sholeh yang dilakukannya pada malam itu, malam itu adalah lailatul qadr disebut juga malam 1000 bulan.
Kemenangan menahan hawa nafsu dan lapar haus serta senantiasa mampu mengendalikan diri dan menghindari terhadap hal-hal yang dapat mengurangi nilai ibadah shaumnya adalah bukti dimensi ketaqwaan kepada Allah SWT.
Lalu bagaimana bukti kecintaan dan kasih sayang kepada sesama umat manusia, Islam sudah jelas memerintahkan untuk berkasih sayang dan cinta kepada sesama umat manusia dengan cara memberikan sebahagian harta dimilikinya berupa berzakat dan bersedekah secara ikhlas sebagai pelaksanaan ibadah dimensi kesholehan sosial.
Inilah puncak kemenangan dan indahnya berbagi.