Meski usianya baru 10 bulan, tapi Zahra “tak bisa diam”. Tangannya sangat gesit menyambar apa saja yang ada di dekatnya. Termasuk ketika Doni lengah dan tangan Zahra menyambar piring kecil hingga terjatuh ke lantai, “praang…..”.
Bunyi keras yang mengagetkan. Kaget yang disusul pecah tawa kegelian melihat tingkah Zahra yang meronta-ronta tak bisa diam di gendongan Doni Monardo.
Begitulah. Doni melalui jam demi jam di hari ulang tahunnya dengan hati yang mekar. Di antara sekian banyak kue, bunga ulang tahun kiriman kolega, serta pernak-pernik hadiah, bisa dipastikan, kado istimewa tak lain dan tak bukan adalah hadirnya istri, anak, menantu, dan cucu.
Titik nol corona
Akan halnya Egy, yang rajin mencatat aktivitas Doni dan kemudian menjadikannya buku.
Tahun lalu (2020), Egy menghadiahi Doni Monardo dua judul buku sekaligus: Secangkir Kopi di Bawah Pohon dan Sepiring Sukun di Pinggir Kali. Dua buku dengan satu tagline: Kiprah Doni Monardo Menjaga Alam.
Sedangkan di ulang tahun yang kemarin (2021), Egy menghadiahi satu judul buku terbarunya: Titik Nol Corona, Doni Monardo di Pusaran Wabah.
Buku setebal 430 halaman berukuran B-5 itu, berisi tak kurang dari 60 judul tulisan. Lebih menarik lagi karena Menko PMK, Prof Muhadjir Effendy menulis secara khusus kata pengantar untuk buku ini.
Menko Muhadjir banyak bercerita bagaimana ia bersama Doni Monardo berjibaku mengendalikan pageblug.
Dalam banyak perjalanan dan kunjungan kerja bersama Doni itu pula, Muhadjir memuji ketangguhan fisik Doni. Tidak hanya tangguh secara fisik, tetapi Doni dipuji mampu menjaga pikiran tetap fokus pada program.
Masih banyak sepak terjang Doni Monardo setahun terakhir yang tak tertangkap kamera media massa mainstream, tetapi ditangkap dengan baik oleh Egy.
Doni pun menerima kado buku dari Egy dengan senyum mengembang.
Selamat ulang tahun, Datuk Doni Monardo. Tetap Sehat. Tetap Semangat. “Salam cerewet”….
(Roso Daras)