News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Makna Baru Nasionalisme Kita

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana pada acara hari Kebangkitan Nasional ke-111 tahun di Plaza Tenggara Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (20/5/2019). Acara yang dihadiri sejumlah seniman dan tokoh seperti Olga Lydia, ChristineHakim, Tika Bisono, Opie Andaresta, Arbain Rambey Darwis Triadi, Slamet Rahardjo, Tunggal Pawestri, Landung Laksono Simatupang, dan Lea Simanjuntak itu diisi dengan deklarasi kebangkitan Indonesia dalam rangka merawat dan persatuan Tanah Air di tengah tensi politik perhelatan Pemilu 2019. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Menjaga persatuan bangsa, dengan menghindari sikap yang mengarah pada perpecahan. Menghargai pendapat orang lain, yang berseberangan dengan kita, dan gemar bermusyawarah.

Menjunjung tinggi nilai keadilan, dengan bersikap adil kepada sesama, tanpa membedakan bedakan status sosial.

Dalam kehidupan sehari hari, kita membiasakan sikap baik, dan berperilaku menjaga kebersihan lingkungan di manapun kita berada.

Membudayakan antre tertib, menahan lift untuk tetap terbuka kalau kita tahu ada orang lain yang berlari lari menuju ke arah lift, dan bukan malah menutupnya.

Membiasakan berdiri di sisi kiri bila sedang naik eskalator agar orang yang terburu-buru tidak terhadang badan kita.

Tidak berdiri di tengah jalan supaya tidak menghalangi orang lain yang hendak lewat dan membiasakan diri give way saat berkendara.

Itu contoh hal hal sederhana yang dalam pengamatan saya sehari hari di negeri ini, masih perlu mendapat perhatian.

Hal hal yang nampaknya sepele, namun bila kita biarkan dilakukan secara tidak benar, akan memupuk ketidak pedulian kita pada sesama.

Hal hal kecil itu tadi hendaknya diajarkan sejak anak anak usia dini. Nilai nilai kebaikan dan nilai nilai nasionalisme hendaknya diinternalisasikan dalam proses pendidikan di sekolah, di bangku kuliah, sehingga nilai nilai nasionalisme tertanam dalam benak pelajar dan mahasiswa.

Pemerintah kita sudah berusaha melakukan akselerasi transformasi digital, agar terjadi lompatan lompatan kemajuan di era industri 4.0 atau era digital ini.

Percepatan transformasi digital nasional khususnya terkait pengembangan sumber daya manusia digital, mengingat semakin intensifnya penggunaan internet oleh masyarakat, seperti disampaikan Johny A Plate, Menteri Kominfo pada Peluncuran Program Literasi Digital Nasional, Indonesia Makin Cakap Digital, kemarin di Jakarta bertepatan dengan peringatan hari Kebangkitan Nasional.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan nasionalisme dari pendekatan sosial khususnya perilaku sosial adalah transformasi peradaban menuju perilaku yanng lebih baik.

Masyarakat taat kepada kewajiban sebagai warga negara, (misalmya mau membayar pajak, patuh pada aturan berlalu lintas) dan hormat kepada sesama.

Tidak menyebar kebencian, termasuk berita hoak yang bisa merugikan kepentingan publik dan orang lain.

Perubahan perilaku adalah proses panjang yang perlu dilalui menuju bangsa yang beradab.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini