Pengirim surat biasanya menuliskan pesannya pada selembar formulir khusus, lalu pesan tersebut diubah menjadi sebuah microfilm seukuran kuku jari.
Setibanya di lokasi tujuan, microfilm akan dicuci cetak dan isi pesannya akan dikirimkan ke penerima dalam format 60 persen dari ukuran asli.
V-mail sendiri sebetulnya diadaptasi dari sistem Airgraph milik pos Inggris di era 1930an.
V-Mail dan Airgraph banyak diminati karena seringkali pengirimnya membuat ilustrasi dengan berbagai topik dan gambar yang cocok untuk koleksi filateli tematik.
3. Busta Lettera Postale (BLP)
Benda pos ini sebenarnya adalah amplop yang dicetak oleh federasi komite bantuan bagi para veteran perang yang tuna netra, teramputasi, atau menyandang diabilitas dan beredar di Italia sekitar tahun 1920 – 1923.
Pada amplop tersebut biasanya terdapat banyak ruang untuk iklan yang sebagian pendapatannya akan disumbangkan untuk korban perang.
Dinas Pos Italia merestui penggunaan BLP dengan memberikan prangko khusus dengan cetak tindih B.L.P untuk amplop surat ini.
BLP saat ini banyak ditampilkan pada koleksi di kelas thematic dan postal history.
Baca juga: Warisan Dunia Kastil Himeji Jepang Semangatkan Filatelis Mengoleksi Prangko
4. Postal Cheque
Para filatelis umumnya mengoleksi amplop periklanan dari layanan pengiriman uang ini.
Postal Cheque diberlakukan oleh Dinas Pos Belgia, Jerman, Swiss dan Prancis mulai tahun 1912.
Iklan-iklan terpajang pada amplop postal cheque menggambarkan bagaimana kondisi industri saat itu.
Kreativitas para pembuat iklan yang menempatkan berbagai ilustrasi menarik tentu sangat menguntungkan filatelis tematik.