News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Penanganan Covid

Kasus Covid Melonjak, Semua Teriak: Bersabar dan Tahan Diri, Hindari Perdebatan

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas mempersiapkan ruangan rawat inap Pasien Covid-19 di Tower 8 Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (15/6/2021). Tower 8 RSD Wisma Atlet Kemayoran dapat menampung 1.569 pasien Covif-19 dan dapat juga dipakai untuk ruang Isolasi Mandiri pasien tanpa gejala. Hal ini untuk persiapan bila ada meningkatnya pasien Covid 19 usai liburan lebaran (mudik). *Warta Kota/Henry Lopulalan)

Jika kerumunan faktor penyebab penularan virus, maka semua kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan harus betul-betul berada dalam pengawasan ketat.

Pasalnya akibat tempat-tempat kerumunan dibuka, termasuk wisata, mall, pasar tradisional dan cafe, yang sebagian tanpa prokes dan pengawasan yang ketat, ini berkontribusi cukup besar terhadap penyebaran Covid saat ini. Terutama saat mudik lebaran kemarin.

Kasus lonjakan Covid saat ini perlu menjadi pelajaran berharga untuk semua elemen bangsa.

Konsistensi, baik dalam kebijakan, pengawasan dan ketaatan pada aturan prokes adalah langkah yang harus disadari semua pihak. Kemudian semua berkomitmen untuk menjaga konsistensi ini.

Kedua, semua pihak mesti fokus dan serius menuntaskan kasus Covid ini. Harus betul-betul tuntas. Bersabar, menahan diri, dan menghindari segala tindakan yang kontra-produktif. Menjauhi perdebatan dan polemik yang tidak dibutuhkan.

Jika masyarakat abai dan tidak patuh terhadap prokes, serta pemerintah tidak fokus dan konsisten menangani virus Covid 19, maka pandemi akan berlarut-larut.

Dampaknya, kehidupan sosial dan ekonomi tidak kunjung normal. Pemerintah dan rakyat sama-sama menanggung risikonya.

Imam Subarul Adzim

*) Penulis adalah alumni Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, baru lulus S2 di PTIQ. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini