Keberagaman bukan alasan untuk terpecah namun justru saling melengkapi, saling memperkaya satu sama lain.
Untuk mencapai tujuan Indonesia yang maju, bermartabat dan diperhitungkan dalam kancah internasional, perlu suasana damai dan tentram, oleh sebab itu segala macam kejadian kelam yang berbau rasis hendaklah kita hindari.
Dalam tataran pribadi, kita harus memupuk rasa saling pengertian dan pemahaman akan ras, suku bangsa lain yang hidup di negeri yang sama.
Rasisme merupakan warisan pemerintah kolonial, bukan sikap mental asli bangsa kita. Memupuk sikap rasis sama artinya dengan melanggengkan gaya memecah belah pemerintah kolonial yang sekarang tinggal menjadi bagian dari cerita sejarah.
Dalam tataran keluarga, pendidikan multikulturalisme, hendaknya disampaikan sejak anak anak usia dini, sehingga kelak jika anak sudah dewasa bisa hidup berdampingan dengan suku bangsa, ras lain dalam harmoni dan saling menghargai.
Mindset rasis harus diubah, walau tidak mudah, demi terciptanya kehidupan masyarakat yang damai dan tentram.
Anggapan bahwa etnis minoritas adalah “orang luar” harus diubah, sebab mereka sudah berada di negeri ini, hidup di negeri ini, sebelum kolonial bercokol di sini.
Sejarah yang tertulis dalam buku pelajaran anak anak sekolah juga harus diluruskan. Kontribusi etnis minoritas pada perjuangan kemerdekaan bangsa harus diakui sebagaimana mestinya.
Peraturan hukum yang mengandung perlakuan diskriminasi terhadap etnis tertentu juga harus dikaji ulang dan diubah. Semoga.(*)