Penulis: A.M. Lilik Agung
SAPI gemuk lagi sehat itu merumput pada peternakan di pinggiran Kota San Fransisco Amerika.
Pada tempat lain, perusahaan rintisan bernama JUST mengambil sampel jaringan sel dari sapi tersebut dan mengisolasi sel bersangkutan pada wadah yang dapat membuat sel bertumbuh.
Sel memerlukan oksigen, gula, dan protein agar bertumbuh. Semua tersedia dalam wadah tersebut. Dengan kata lain, wadah menjadikan sel seperti berada dalam induknya.
JUST membuat wadah dalam sebuah laboratorium.
Wadah yang dijadikan sel untuk tumbuh “alami” dikerjakan oleh sistem robotik pintar dan kecerdasan buatan (AI) berbasis pada database raksasa dari semua tanaman.
Dalam waktu tiga hingga empat minggu, sel berkembang dan menjadi lembaran daging steak siap santap.
Daging berbasis robotik pintar dan AI ini disebut sebagai cultured meat.
Kalangan peternak mayoritas menyebut bukan daging. Namun bagi konsumen tidak mempersoalkan ini daging atau bukan.
Di Amerika sudah berkembang gaya hidup baru menyantap burger isinya cultured meat. Di Negeri Jiran Singapura bertumbuh kedai makan yang menyajikan cultured meat dalam aneka masakan.
PILAR 4.0
Cultured meat merupakan salah satu hasil dari perkembangan teknologi bernama 4.0.
Dalam proses pembuatan cultured meat ini tiga pilar 4.0 beroperasi sekaligus, yaitu biologi (sel, dna), robotik, dan AI.
Dalam konsep 4.0, AI merupakan bagian dari digital. Pilar digital selain berwujud pada AI juga muncul dalam rupa komputasi awan, mahadata dan internet untuk segala.