News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Hele’yo Adalah Nikmat Sagu Berbalut Keindahan Alam Papua

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pusat kuliner Hele’yo,

Dalam banyak kesempatan, Doni selalu menekankan tekadnya memuliakan Papua lewat pendekatan kesejahteraan, sebagaimana jejak Emas Biru dan Emas Hijau di Maluku saat dirinya menjabat Pangdam Pattimura.

“Untuk itu, saya dan sejumlah pengusaha mempunyai gagasan meningkatkan kembali perekonomian bagi masyarakat yang terdampak, salah satunya terwujud hari ini,” jelas mantan Kepala BNPB itu.

Doni bersyukur gagasannya telah terwujud. Tak lupa, ia menyampaikan terima kasih kepada para pihak yang mendukung berdirinya The Hele’yo.

Doni berharap, Hele’yo akan mampu mengggerakkan perekonomian masyarakat Kampung Sereh, Sentani pada khususnya, dan warga Papua pada umumnya.

“PON XII di Papua adalah momentum yang sangat baik. Tempat ini akan menjadi salah satu destinasi wisata para peserta PON dari berbagai daerah,” tandas Doni.

Jejak Doni di Sentani

Sedikit mengilas balik jejak-jejak Doni Monardo di Sentani, tampak jelas jika kita membuka buku “Titik Nol Corona: Doni Monardo di Pusaran Wabah”. Pada halaman 213, buku karya Egy Massadiah itu mengangkat judul menarik “Theys Eluay Tersenyum di Surga”.

Judul itu mengguratkan sejarah pahit yang berakhir manis. Sejak kematian tokoh Papua itu tahun 2001, hubungan Kopassus dengan Papua boleh dibilang memanas. Kopassus tidak saja mendapat kecaman masyarakat Papua, tetapi dunia.

Syahdan, Doni Monardo mendapat penugasan menjadi Danjen Kopassus tahun 2014 – 2015. Saat itu Doni masih merasakan adanya duri tajam. Doni kontan mengundang Boy Michael Eluay, putra sulung mendiang Theys ke Markas Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur, pada momen peringatan ulang tahun Kopassus ke-63.

Boy pun keluar dari persembunyiannya dan memenuhi undangan Doni. Setelah melakukan pembicaraan dari hati ke hati, begitu intens dan mendalam.

Semua kecamuk rasa dan emosi dikuak untuk kemudian diredam. Akhirnya, Boy dengan lapang dada memaafkan pelaku pembunuhan terhadap ayahnya. Kepada media, Boy saat itu mengatakan, “Tak ada lagi dendam. Kami diajarkan untuk saling mengasihi, seperti ajaran leluhur.”

Perdamaian dan persaudaraan itu pun dikukuhkan dengan pemberian jaket Kopassus bertuliskan “Sahabat Kopassus” di dada kiri, dan nama Boy Eluay di dada kanan. Doni Monardo langsung yang memakaikan jaket itu ke tubuh Boy.

Persahabatan itu terus dipelihara, sekalipun Doni tak lagi menjabat Danjen Kopassus. Boy wafat tahun 2018 karena sakit. Lagi-lagi Doni pun sempat mengupayakan perawatan atas sakitnya di RSPAD, di bawah penanganan langsung Direktur RSPAD (ketika itu) Dr Terawan Agus Putranto (mantan Menkes).

Sejak Boy wafat, posisi ondofolo atau kepala suku Sentani dipegang adik Boy yang bernama Yanto Eluay (hingga sekarang). Jalinan persahabatan Doni dan Yanto pun tak putus. Alhasil, mereka dipertemukan Tuhan, saat Sentani dilanda banjir, dan (kebetulan) Doni Monardo menjabat Kepala BNPB.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini