News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Wedang Layang: Berawal dari Welcoming Drink, Kini Jadi Produk Unggulan Desa Wisata Batu Layang

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyajian Wedang Layang sebagai welcome drink tamu Desa Wisata Batu Layang.

Oleh: Lung Giatto dan Evelyn Muliani Gosama

TRIBUNNWS.COM - Desa Wisata Batu Layang merupakan salah satu unit usaha Desa Batulayang.

Desa wisata ini memiliki lokasi yang sangat strategis karena berada di lokasi area wisata Puncak, Bogor, Jawa Barat, salah satu tempat wisata terfavorit ketika liburan tiba.

Namun, meski berada di lokasi area wisata Puncak, survei lapangan tetap harus dilakukan.

Nah, kali ini Tim Wiradesa Universitas Agung Podomoro yang memiliki kesempatan untuk melakukan survei lapangan.

Survei ini bertujuan untuk menganalisis data awal.

Survei dilakukan secara langsung bertemu dengan warga di salah satu lokasi rumah warga di Desa Wisata Batu Layang.

Pertemuan saat survei ke Desa Batu Layang, Mei-Juni 2021. (Ist)

Ada hal menarik ketika Tim Wiradesa Universitas Agung Podomoro melakukan survei lapangan, lho! Hal tersebut adalah suguhan minuman yang disajikan oleh pihak Desa Wisata Batu Layang.

Jika umumnya suguhan minuman yang disajikan berupa teh dan kopi, kali ini Tim Wiradesa disuguhi Wedang Layang yang rasanya nikmat sekaligus menghangatkan tubuh di lokasi Desa Wisata Batu Layang yang cukup dingin.

Lalu, apa saja bahan pembuat Wedang Layang yang nikmat ini? Biar enggak penasaran, yuk dilanjut bacanya!

Wedang Layang

Penyajian Wedang Layang sebagai welcome drink tamu Desa Wisata Batu Layang.

Minuman Wedang Layang ini dibuat dari bahan alami berupa jahe, sereh, jeruk lemon, cengkeh, kayu manis dan gula pasir.

Tidak bisa dipungkiri, rasanya yang enak membuat minuman khas ini langsung digemari oleh para pengunjung, salah satunya Tim Wiradesa.

Sayangnya, minuman Wedang Layang ini diproduksi dengan jumlah yang terbatas dan hanya bisa bertahan 1-2 hari saja.

Dari masalah tersebut, Tim Wiradesa pun memiliki ide untuk mengolah minuman ini dari bentuknya yang cair menjadi bubuk agar bisa bertahan lama dan bisa dinikmati masyarakat di rumah masing-masing.

Tim Wiradesa pun merancang proses produksi sederhana dan memproduksi minuman Wedang Layang dalam bentuk bubuk dalam kemasan.

Namun, berhubung proses produksi menjadi bubuk ini merupakan hal yang baru di Desa Wisata Batu Layang maka diperlukan proses pendampingan.

Demi menyukseskan proses pendampingan maka Tim Wiradesa berkolaborasi dengan pengusaha Komunitas Tangan Di Atas (TDA) Bogor, pemilik Jahe Merah Cangkir Mas, Koperasi Maju dan Pusat Kewirausahaan Universitas Agung Podomoro (PUCEL).

Selain itu, proses produksi dilakukan dengan menggunakan mesin untuk membuat produk yang berkualitas serta memaksimalkan teknologi yang ada.

Asal mula nama Wedang Layang terinspirasi dari bahan utama pembuatannya dan tempat asal produksinya.

Terdiri dari kata Wedang yang merupakan minuman tradisional yang terbuat dari jahe. Sedangkan kata Layang diambil dari nama belakang Desa Batu Layang.

Ikon Jahe merepresentasikan bahan utama dari produk Wedang Layang dan untuk warnanya dipilih warna coklat dan putih agar logo tersebut terlihat netral dan terkesan tradisional.

Hal ini juga berlaku dalam pemilihan font yang tentunya memberikan kesan tradisional.

Untuk saat ini proses produksi Wedang Layang masih dalam tahapan packaging dan label. Nantinya, ketika semua berjalan lancar maka produk akan segera dipasarkan dalam waktu dekat.

Lung Giatto dan Evelyn Muliani Gosama, mahasiswa Universitas Agung Podomoro.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini