Dari sisi layanan, segmen-segmen yang dilayani masing-masing operator berbeda, di perusahaan gabungan tadi masih dilayani seperti semula. Pelanggan Tri yang kebanyakan anak muda akan tetap menikmati tarif bersahabat, demikian pula pelanggan prabayar IM3, serta pelanggan pascabayar premium Indosat.
Indosat Ooredoo Hutchison menjadi operator telko terbesar kedua di Indonesia, dengan kemampuan berkembang, karena potensi kawasan yang belum dibuka masih sangat luas. Apakah bisa menyusul Telkomsel, masih menjadi pertanyaan, sebab ketika IOH membesar Telkomsel tidak akan tinggal diam, apalagi mereka punya kemampuan untuk berkembang.
Apalagi dalam dua tahun ke depan, posisi Telkomsel akan sejajar dengan PT Telkom, keduanya pun sudah dipisah-pisah jenis usahanya oleh Menteri BUMN, Telkom lebih ke bisnis prasarana sementara Telkomsel ke ritel. Bahkan, bisa jadi, Telkomsel akan bermetamorfosa menjadi entitas bisnis sendiri – menjadi BUMN mandiri – dan tidak lagi jadi anak perusahaan PT Telkom, sehingga langkah bisnis mereka lebih fleksibel.
Dibanding IOH, kelebihan Telkomsel mutlak keberpihakan pemerintah kepada BUMN yang lebih besar, yang sudah terbukti sejak beberapa tahun ini. Namun tetap saja, bukan tidak mungkin IOH berkembang lebih cepat, apalagi kalau XL Axiata dan Smartfren bergabung.
Walaupun pada saat ini jumlah (nomor) pelanggan sudah jauh melebihi jumlah penduduk Indonesia, yang juga berakibat pada kondisi zero sum game, bertambahnya pelanggan satu operator berarti pengurangan di operator lain. Sementara fokus operator saat ini cenderung berubah ke ekonomi digital, pada konten yang menghasilkan kebih banyak uang dan mengembangkan bisnis baru berkait dengan transformasi digital.
Telkomsel sangat aktif mengakuisisi berbagai startup yang potensial membesar, mengembangkan otomatisasi industri, layanan Internet of Things (IoT), otomatisasi pertanian, perkebunan, transportasi, dan sebagainya. Mereka bahkan membentuk entitas baru, Telkomsel Ekosistem Digital, yang dalam beberapa tahun menjadi sumber pendaatan potrensial yang baru, tidak lagi sekadar ARPU. ***
*) Moch S Hendrowijono adalah pengamat telekomunikasi, mantan Editor Kompas