Masing-masing melakukan langkah strategis dengan sasaran sama, ARPU pada 2022 yang diharapkan bisa 200 rupee (atau sekitar Rp 40 ribu), menanjak di tahun berikutnya 300 rupee (sekitar Rp 57 ribu). Selama perang tarif mereka hanya meraup ARPU sebesar 150 rupee (sekitar Rp 28 ribu).
Baca juga: Berikan Dampak Signifikan, Kampanye GoBiz dan Telkomsel Raih Penghargaan MMA Smarties 2021
Airtel ancang-ancang mengembangkan jaringan 5G-nya. Uji coba sudah dilakukan, bahkan dengan rekanan siap membangun Open-RAN (radio access network) yang hemat biaya. Sementara Jio tahun ini berambisi merangkai jaringan 5G di 1.000 kota di India.
Jio sebagaimana yang dilakukan oleh Telkomsel di Indonesia mengembangkan aplikasi dan konten. Strategi menyiapkan aplikasi ini sudah dimulai sejak lima tahun silam dan terus ajeg bertambah.
Aplikasi Jio merambah e-health, fintech, streaming movie, messenger, bahkan mengakomodir jutaan pelanggannya yang gemar menonton televisi. Menyediakan aplikasi diharapkan meningkatkan penggunaan data dan meningkatkan trafik.
Peningkatan penggunaan data pelanggan juga digalakkan operator di beberapa negara Asia Tenggara dan menurut OpenSignal, Malaysia mengalami kenaikan paling drastis, khususnya selama pademi Covid-19. Hingga tahun 2021 konsumsi data di Malaysia naik hingga 35,2% dan rata-rata pemakaian data 19,5 GB per bulan.
Tingkatkan kecepatan unduh
Pengembangan jaringan 5G kian gencar dilakukan di India. Paket-paket 5G disiapkan dengan harga yang tidak berbeda jauh dengan paket 4G. Hasilnya belum terlihat.
Tetapi jika belajar dari China Telecom yang sudah membangun 5G sejak 2019, memetakan pelanggan yang meningkatkan akses jaringan dari 4G ke 5G berjumlah 131 juta hingga Juni 2021. Dengan 36 persen pelanggannya “naik kelas” membantu peningkatan ARPU. Ke Ruiwen, CEO China Telcom menjelaskan, pemakaian data pada jaringan 5G telah meningkatkan ARPU sebesar 2,9 persen.
Di Tanah Air, operator yang paling agresif mengembangkan layanan 5G baru Telkomsel, dan bahkan mulai mengincar segmen korporasi. Sementara operator lain masih berkutat pada mengemas gimmick tarif atau melakukan kolaborasi memberikan benefit kepada pelanggannya.
Strategi yang juga terus dibangun di India adalah selekasnya mengubah jaringan 3G ke 4G. Sampai pertengahan 2021, 99 persen wilayah ter-cover di negeri ini sudah berkapasitas 4G, sehingga pemakaian data akan lebih optimal, seiring turunnya layanan suara dan SMS.
Telkomsel dan XL Axiata komit memadamkan jaringan 3G, lalu memastikan mem-4G kan seluruh jaringannya hingga akhir tahun 2022 yang juga akan digelar di seluruh kawasan 3T bekerja sama dengan Bakti Kominfo. Terutama di dua provinsi di Papua yang masih sangat tertinggal.
Malaysia sudah mengakhiri layanan 3G pada akhir 2021. Target mereka, pada 2022 kecepatan unduh mencapai 35 Mbps.
*) Moch S Hendrowijono adalah pengamat telekomunikasi, mantan redaktur Harian Kompas