Oleh: Tony Rosyid
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa
TRIBUNNERS - Syirik! Itu kata sebagian orang melihat ritual di IKN hari Senin kemarin.
Tulisan ini tidak ingin terjebak dalam terminologi teologis.
Tapi lebih menyoroti aspek antropologi dan politik terkait ritual Kendi Nusantara.
Biarlah urusan syirik atau tidaknya dibahas oleh mereka yang lebih berkompeten.
Sebagai orang Jawa, Jokowi telah memainkan simbol politik yang cukup cerdas.
Baca juga: Gubernur Edy Rahmayadi Bawa Tanah Pemandian Putri Deli untuk Dimasukkan ke Kendi Nusantara
Tanah dan air yang dibawa oleh setiap Gubernur oleh Jokowi dinarasikan sebagai simbol kebinnekaan.
Secara politik, Jokowi ingin menyampaikan pesan kepada publik bahwa proyek IKN adalah proyek yang didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia.
34 Gubernur merepresentasikan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.
Kesan adanya dukungan masyarakat bagi Jokowi ini penting untuk melahirkan optimisme kembali, dan memberi pesan bahwa IKN adalah proyek yang akan benar-benar bisa diwujudkan.
Mengapa perlu dukungan? Selama ini, banyak pihak yang pesimis IKN bisa terealisasi.
Pertama, UU IKN lahir jelang akhir periode Jokowi menjabat.
Siapa yang akan menjamin pasca Jokowi IKN akan dilanjutkan? Sejumlah pihak memprediksi IKN akan bernasib seperti Hambalang. Terbengkalai!
Kedua, banyak pihak yang tidak setuju Ibu Kota pindah.