News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

UMKM Butuh Dukungan Operator Telekomunikasi

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

*) Oleh Moch S Hendrowijono

KONTRIBUSI UMKM kepada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 61,94%, sedikit di atas China yang sebesar 60%, Malaysia cuma 38,2%, Vietnam yang UMKM-nya sebanyak 98% baru menyumbang 40%. Sementara India yang membuntuti China dalam hal pertumbuhan ekonomi, UMKM mereka hanya memberi kontribusi 37,54%.

Meski demikian menurut Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, masih banyak persoalan mendasar yang dihadapi pelaku usaha mikro hingga menengah ini. Ada tiga masalah utama; kurangnya pengalaman, tak memiliki jaringan, dan lemahnya kemampuan berkompetisi.

Padahal menurut Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki peluang pasar bagi UMKM sangat besar. Di tengah proses transformasi digital yang didorong pemerintah, seharusnya proses bisnis UMKM terus membaik.

Baca juga: Skema Pelaksanaan Kewajiban Penyediaan Minyak Goreng Curah untuk Masyarakat dan UMKM

Kendati demikian, tidak sepenuhnya UMKM mampu menghadapi persoalan, berjalan sendiri tanpa didukung berbagai faktor. Seringkali UMKM tidak berada di dalam sebuah ekosistem bisnis yang mewadahi, mencari sendiri dengan memanfaatkan sumber daya yang dapat diakses.

Dalam skala tertentu mungkin bisa dilakukan, namun untuk ekspansi lebih jauh, UMKM akan menghadapi kendala. Meningkatkan kemampuan UMKM perlu peran perusahaan-perusahaan besar, korporasi yang dapat mengakomodir ruang gerak UMKM.

Perusahaan multinasional punya sumber daya dan potensi kolaborasi dengan memanfaatkan jaringannya, tetapi dukungan mereka umumnya masih bersifat parsial. Mereka pun memiliki keterbatasan, beda dengan jika diambil oleh perusahaan telekomunikasi.

Baca juga: Menperin Minta Industri Sediakan Minyak Goreng Curah untuk Masyarakat dan UMKM

Perusahaan telekomunikasi punya kekuatan membangun ekosistem dalam rangka mengembangkan peran UMKM lewat ekonomi digital. Layanan telekomunikasi sendiri telah berubah dari telephony based ke data digital based.

Hubungan operator telekomunikasi dengan UMKM cukup mesra, apalagi sejak pandemi Covid-19. Proses bisnis yang dilakukan UMKM secara digital paling tidak telah menyelamatkan usaha mereka.

Kapabilitas operator

Namun tidak semua pengusaha UMKM beruntung. Tidak semua operator bisa membantu mereka karena kemampuan operator meluaskan jaringan tidak begitu bagus akibat perang tarif.

Seharusnya operator memiliki kapabilitas untuk membangun lebih dalam dan lebih luas lagi, yang sejatinya bisa didapat dari struktur finansial mereka. Asal operator mau menghentikan perang tarif yang dampaknya memaksa mereka menjual layanannya di bawah harga pokok.

Peran vital operator menyediakan jaringan internet cepat merata di seluruh Indonesia bisa mempercepat dan meningkatkan perkembangan UMKM. Hal ini akan berdampak kepada kenaikan perekenomian sekitar, dan nasional.

Baca juga: Menperin Minta Industri Sediakan Minyak Goreng Curah untuk Masyarakat dan UMKM

Satu pengusaha daerah merasakan benar kehadiran internet, Timor Moringa yang menjual produk teh daun kelor dan produk turunannya di kawasan pariwisata NTT. Pandemi Covid-19 mengubah strategi bisnis ke online, membuat pasar UMKM ini makin terbuka dan kini Meybi Agnesa (CEO Timor Moringa) fokus menjalankan penjualan lewat digital.

Hubungan itu dijalin pula oleh pihak ketiga bernama perusahaan teknologi berbasis aplikasi. Koneksi tripartit ini bisa disebut pola dasar menjalankan proses bisnis bersama, namun dirasa belum menjawab persoalan lain.

UMKM tetap perlu konektivitas antarpengusaha maupun dengan jejaring pendukungnya, dan aplikasi 99% Usahaku dari Telkomsel bisa jadi wadah UMKM termasuk sub-sub bisnis pendukungnya. Di dalamnya tidak hanya pendagang, tetapi juga penyedia bahan baku, pemasok, penyedia distribusi dan mata rantai lainnya.

Bahkan kemudian ditambahkan unsur pemodal. Dalam hal ini terbuka dan Bank Syariah Indonesia (BSI) ambil bagian. Dari kolaborasi ini, UMKM bisa memperoleh bantuan hingga Rp 500 juta dengan bunga setara 6% per tahun.

Baca juga: Bertemu Pelaku UMKM di Bali, KSP Moeldoko: Jangan Berpikir Flat Nanti Ketinggalan

Telkom Malaysia bersama SME Bank (agen khusus UMKM yang berada di bawah Kementerian Koperasi dan Pengembangan Kewirausahaan) menawarkan dana pemanfaatan teknologi. UMKM lokal bisa memperoleh dana sebesar 3 juta ringgit (sekitar Rp 12 miliar) guna mengadopsi digitalisasi dan otomatisasi di perusahaan mereka.

Kuncie Telkomsel

Operator bisa membangun ekosistem bisnis UMKM, karena para pebisnis adalah bagian dari pelanggan mereka dan upaya itu bisa dimaksudkan sebagai bentuk retensi pelanggan khususnya melakukan bisnis. Bagi operator ada keuntungan pemakaian jaringan guna menjalankan bisnis pelanggannya yang semakin meningkat. Sebuah simbiose mutualisme yang belum tentu dapat dilakukan jenis usaha lain. 

Langkah-langkah ini membantu menyelesaikan persoalan networking dan investasi seperti yang dikeluhkan, sementara problem kemampuan berbisnis dan kapabilitas berkompetisi dapat dilakukan dengan pelatihan intensif. Kehadiran komunitas pengusaha kelas kakap sampai pemula diperlukan dalam satu media interaksi.

Di sinilah kemudian hadir digital workshop macam aplikasi Kuncie milik Telkomsel. Pengusaha pemula atau rintisan bisa belajar banyak kepada pengusaha besar.

Operator mengakomodir seluruh sisi proses bisnis UMKM dengan tetap meningkatkan teknologi jaringan yang andal. Jaringan cepat dan berkualitas untuk koneksi internet vital diperlukan guna menjadi tulang punggung ekonomi digital.

Kajian ITU (International Telecom Union) menyebutkan, pertumbuhan broadband sebesar 10% akan meningkatkan PDB sampai 1,38%. Langkah-langkah seperti menyeragamkan jaringan 4G LTE di seluruh wilayah maupun mengakselerasi jaringan 5G menjadi sangat penting.

Perlu jaringan 4G LTE untuk menjembatani arus data dan informasi yang penting pada proses bisnis UMKM. Teknologi 3G atau 3,5G sudah tidak memadai, jaringan 5G digunakan untuk meningkatkan potensi pengembangan teknologi berbasis big data dan Internet of Things (IoT).

Di provinsi Sanxi China, jaringan 5G dimanfaatkan perusahaan kecil bidang pertambangan batu bara lokal, menerapkan pengawasan keamanan modern. Melakukan kendali jarak jauh dan inspeksi robot yang lebih dari 500 meter di bawah tanah, secara signifikan meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi separuh beban kerja bawah tanah.

Dengan begitu, perusahaan UMKM rintisan di bidang teknologi (baik digital maupun fisik) kelak akan produktif berkat ketersediaan jaringan broadband. Jumlah UMKM bertambah dan pendapatan kontribusinya bisa melebihi Rp 8.573,89 triliun yang dicapai pada 2021. (*)

*) Moch S Hendrowijono adalah, pengamat telekomunikasi dan mantan redaktur Harian Kompas

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini