Sebuah perjuangan yang besar pasti membutuhkan praktik saling tolong menolong, pasti membutuhkan sinergi, pasti membutuhkan barisan yang kokoh, sebagaimana diajarkan Allah SWT dalam al-Quran.
Allah SWT menyuruh kita bekerjasama dalam kebajikan. “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya,” (al-Maidah: 2).
Allah SWT juga menuruh kita untuk membentuk barisan dalam perjuangan. “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh,” ( QS. as-Saff: 4).
Allah SWT juga menyuruh kita untuk menemukan wasilah (perantara). "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya, agar kamu beruntung," (QS. al-Maidah: 35).
Meski demikian, pesatren Bina Insan Mulia tetap memiliki koridor. Menghormati tamu adalah wajib, namun dimana-mana pasti ada koridor. Dan itu sudah biasa, alias sudah maklum bagi semua orang.
Bahkan Bina Insan Mulia juga sudah mulai mengundang alumninya yang telah berkiprah di masyarakat untuk berbicara. Terutama terkait dengan apa yang penting ditemukan di Bina Insan Mulia, adaptasi di luar, dan sharing pengalaman.
*) Penulis adalah pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia 1 dan Bina Insan Mulia 2 Cirebon. Pernah dipercaya sebagai Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015. Penulis merupakan alumnus Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; alumnus Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; juga alumnus Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; dan alumnus Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies.