News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Polemik LGBT

Soal LGBT Bukan Pro Kontra, Tapi Bagian dari Tanggung Jawab Sosial

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi LGBT.

Tony Rosyid
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Setiap ada upaya menghadirkan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender), masyarakat teriak. Semua sepakat: itu haram. Kecuali segelintir orang yang terdiri dari tiga kelompok.

Pertama, kelompok pelaku. Kedua, kelompok yang mengatasnamakan kebebasan dan HAM. Ketiga, kelompok yang ingin mengakomodir manusia berkebutuhan khusus.

LGBT dianggap sebagai orang-orang yang berkebutuhan khusus.

Para pelaku, tentu mereka berjuang agar pasangan LGBT diterima masyarakat dan dilegalkan.

Mereka ingin mendapatkan legalitas undang-undang dan diterima secara sosial.

Mereka saling dukung satu dengan yang lain. Tidak saja di tingkat nasional, tapi solidaritas sosial mereka mengglobal.

Dengan menggunakan segala saluran, baik institusional (termasuk lembaga-lembaga internasional) maupun kekuatan dana, mereka berupaya mendorong dilegalkannya LGBT di semua negara.

Diantara para pelaku LGBT telah menempati posisi-posisi penting baik di lembaga-lembaga pemerintahan maupun di lembaga-lembaga internasional.

Bahkan ada yang menempati posisi sebagai kepala negara. Banyak juga yang jadi pengusaha sukses.

Baca juga: Polemik LGBT Kian Masif, Anggota Komisi VIII DPR Dorong Pengesahan RUU KUHP

Di Indonesia, LGBT itu ilegal. Kehadirannya selalu mendapat protes keras dari masyarakat. Kenapa tidak diterima?

Pertama, perkawinan sejenis adalah perkawinan yang tidak logis. Laki kawin sama laki, perempuan kawin sama perempuan. Jeruk makan jeruk.

Lelaki-perempuan secara psikologis, biologis, ekonomi dan sosial adalah dua jenis yang berbeda, punya kekurangan satu sama lain, dan dipasangkan untuk saling melengkapi.

Lelaki itu maskulin, wanita itu dominan kelembutannya. Laki itu kuat rasionalitasnya, wanita kuat perasaan dan kasih sayangnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini