SELAIN wisata bawah air, pesona alam bahari Wakatobi juga dapat dilihat atraksi wisata Dolphin di sekitar Pulau Kapota dimana para wisatawan akan disuguhkan pemandangan berupa formasi kawanan lumba-lumba yang menari dengan bebas di lautan lepas.
Momen istimewa ini dapat dinikmati setiap pagi antara pukul 6 hingga 7.30.
Wakatobi, tepatnya di Pulau Wangi-wangi terdapat sebuah kampung bernama Bajo Mola yang dihuni oleh Suku Bajo. Berbeda dengan kampung pada umumnya, pekarangan dan teras di perkampungan ini berupa hamparan laut luas dengan air yang jernih.
"Air lautnya sungguh jernih, namun sayang masih ditemui botol plastik dan bungkus rokok yang dibuang ke laut," ujar Fifi Purwohardono, divemaster asal Jakarta.
Fifi Purwohardono berharap masyarakat dapat memelihara kebersihan laut di sekitar mereka dan ikut menjaga kelestarian trumbu karang agar lingkungan hidup tetap terjaga dan asri.
Seperti diketahui, pesona alam bahari Wakatobi telah membuat Direktur Museum Rekor Indonesia (Muri) Aylawati Sarwono berdecak kagum ketika mengunjungi Pulau Wangi-wangi bersama rombongan penyelam dari Jakarta.
"Wakatobi layak dicatatkan sebagai rekor dunia di Muri karena disini terdapat 750 dari total 850 spesies koral dunia," kata Ayla Sarwono usai melakukan aktifitas selam di perairan Wakatobi, Rabu (25/5).
Menurut Aylawati Sarwono, pemberian Rekor Dunia Muri akan diserahkan langsung oleh Pendiri Muri, Jaya Suprana di Jakarta kepada Bupati Wakatobi H. Haliana, SE.
Kindahan alam bawah laut Taman Nasional Wakatobi yang telah membuat Aylawati Sarwono ternganga-nganga itu, pada tahun 2012 ditetapkan sebagai cagar biosfer dunia oleh UNESCO.
"Jika datang kesini tidak menyelam maka belum ke Wakatobi namanya," ujar salah satu divemaster asal Kota Kendari, Robert Tandry yang mendampingi rombongan penyelam.
Di Wakatobi, tambah Robert, terdapat beberapa spot menyelam, antara lain Pantai Sombu dan Onemohute di Pulau Wangi-Wangi, Pulau Hoga di Kaledupa, Pulau Tomia, dan Pulau Binongko.