Porsinya pun begitu: ekspor ke daratan Tiongkok menempati hampir 44 persen dari keseluruhan ekspor Taiwan ke mancanegara. Kalau daratan Tiongkok menyetop mengimpor barang dari Taiwan, bisa kita bayangkan kalang kabutnya mereka.
Bergantung Amerika
Perang Rusia-Ukraina telah terlalu menyiksa kita semua. Kita berharap Tiongkok dan Taiwan (yang disokong Amerika) tidak sampai pecah konflik terbuka.
Sebab, cepat atau lambat, Indonesia pasti akan terkena imbasnyamengingat secara geopolitik dan geoekonomi, kedua entitas ini begitu dekat dengan Indonesia.
Dari dulu hingga kini, stabil/tidaknya hubungan lintas selat, sangat bergantung kepada Amerika.
Baca juga: Kunjungan Jokowi ke Tiongkok Disebut Lahirkan Banyak Kerjasama Strategis Sektor Ekonomi
Pasalnya, sikap daratan Tiongkok terhadap Taiwan adalah reaksi dari bagaimana Amerika menempatkan Taiwan dalam politik luar negerinya. Atau lebih gamblangnya: apakah Amerika mendukung Taiwan merdeka.
Masalahnya, yang ditunjukkan oleh Amerika saat ini: di satu sisi menyatakan memegang teguh “one Tiongkokpolicy”, di sisi lain terlihat begitu ngebet Taiwan memisahkan diri. Padahal, di belahan dunia lain, Amerika mengecam keras Rusia yang mengakui Luhantsk dan Donetsk yang pilih pisah dari Ukraina.
Kelihatannya, ada semacam dualisme dan inkonsistensi dari apa yang diucapkan dengan apa yang dikerjakan oleh Amerika. Repotnya, yang dihadapi Amerika saat ini adalah Tiongkok yang dengan lantang bilang, “Zhongguo bu re shi, dan ye bu pa shi” (Tiongkok tidak mencari gara-gara, tapi tidak takut pada yang mencari gara-gara).
*) Alumni program pascasarjana HI, Xiamen University