News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Bukan Perang Nuklir Tapi Pemanasan Global

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Agung Wibowo, Mahasiswa Master Universitas Multimedia Nusantara

Maka tidak aneh misalnya Dilan dengan Milea dulu pacaran dengan motor keliling kota Bandung sepulang sekolah.

Saat ini, naik motor di Kota Bandung pada jam 2 siang, rasanya sudah seperti dipanggang.

Pacaran di Bandung di jam-jam itu naik motor tidak seromantis seperti yang di gambarkan Pidi Baiq tetapi serasa hubungan Agatha dan Sophie dalam film the School for Good and Evil filmnya Paul Feig di Netflix.

Dari hal-hal diatas sudah bisa ditebak apa akibatnya. Curah hujan yang non predictable, banjir bandang, kebakaran hutan, polusi udara, sulitnya air bersih, kelangkaan pangan, dan lain-lain.

Sebagaimana sudah kita lihat, di New York, misalnya. Pada tahun 2018, pada saat mustinya sudah musim dingin tetapi salju tak kunjung turun.

Bahkan ditahun yang sama setelah turun salju. Terjadi hujan salju yang ekstrem.

Pagar di sepanjang rumah-rumah indah, sepanjang Manhattan itu, menjadi pagar es bukan pagar besi.

Di Jerman Barat 2021 lalu ada banjir bandang yang setidaknya menewaskan 100 orang. Suhu ekstrem di Skandinavia tahun lalu juga ikut merenggut beberapa lansia.

Mereka meninggal akibat dehidrasi dan kepanasan di dalam apartemen mereka.

Belum lagi krisis air bersih di pusat-pusat urban di China. Air galon disana seperti Henneiken harganya.

Kebakaran hutan di Australia tahun lalu juga sangat ganas merenggut ratusan korban.

Penelitian yang di lakukan oleh badan sains nasional Australia, menemukan bahwa perubahan iklim telah mendorong peningkatan kebakaran hutan yang signifikan di negara itu selama 30 tahun terakhir.

Beberapa media menyebut 2019-2020 adalah musim kebakaran Australia. Bagaimana tidak, 186 juta hektar hutan dan lahan hijau terbakar, menghancurkan lebih dari 9.352 bangunan, sebanyak lebih dari 3.500 luluh lantah, dan menewaskan puluhan orang.

Sosial media bahkan menyebutnya sebagai musim kebakaran terburuk dalam ingatan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini