Oleh : Benny Sabdo *)
SUMPAH Pemuda pertama kali dibacakan pada 28 Oktober 1928 di Jalan Kramat Raya Nomor 106, Jakarta Pusat dan 17 tahun kemudian Indonesia merdeka.
Kini usia Sumpah Pemuda sudah genap 94 tahun dan makna Sumpah Pemuda yang terkandung meliputi rasa persatuan dan spirit gotong royong bagi seluruh bangsa Indonesia.
Sejarah Sumpah Pemuda berawal dari gagasan Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia, yakni sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan pelajar dari seluruh Indonesia.
Rapat pertama kali dilaksanakan pada Sabtu, 27 Oktober 1928 di gedung Katholieke Jongenlingen Bond, dekat lapangan Banteng, tepatnya di area Gereja Katedral Keuskupan Agung Jakarta.
Soegondo Djojopoespito selaku Ketua Kongres Pemuda menyampaikan harapan berupa semangat persatuan bagi para pemuda.
Baca juga: Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2022: Tema HSP ke-94, Link Download Logo, dan Sejarah Singkat
Kemudian, Profesor Muhammad Yamin menguraikan makna persatuan dengan pemuda.
Menurutnya, yang bisa memperkuat persatuan Indonesia, yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan dan kemauan.
Teks Sumpah Pemuda langsung ditulis tangan oleh Profesor Muhammad Yamin, seorang ahli hukum sekaligus tokoh pergerakan kemerdekaan republik Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia; Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Semangat gotong royong adalah nilai fundamental dalam membangun persatuan.
Sumpah Pemuda merupakan satu tekad para pemuda untuk terus melestarikan persatuan dan kesatuan bangsa.
Melalui semangat gotong royong, para pemuda dengan latar belakang yang berbeda mampu bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu kemerdekaan Indonesia.
Kini Indonesia telah berusia 77 tahun merdeka. Bapak Bangsa sekaligus Proklamator kita tercinta Ir Soekarno, yang akrab disapa Bung Karno juga menemukan Indonesia sebagai negeri spiritual.
Menurut Bung Karno, di dalam kesadaran spiritualitas bangsa, Indonesia terus menjaga pentingnya keharmonisan, toleransi dan pentingnya keseimbangan seluruh alam raya seisinya.
Bung Karno menemukan bahwa dasar negara Indonesia adalah Pancasila. Pancasila berfungsi sebagai jiwa bangsa. Pancasila memberikan ruh bagi perasaan senasib sepenanggunggan bagi seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Pancasila juga terbukti merasuk dalam hakikat kehidupan berbangsa sehingga dengan keanekaragaman paling kompleks sedunia, bangsa Indonesia tetap bersatu karena spirit satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa Indonesia sebagai persatuan nasional.
Bahkan, ketika bangsa-bangsa lain dihadapkan pada konflik yang berakar dari persoalan sektarian, primordialisme dan agama, Indonesia memiliki daya tahan yang kokoh karena Pancasila sebagai suatu falsafah, sistem nilai dan pedoman perilaku, telah hidup dan mewarnai sejarah peradaban Nusantara.
Sumpah Pemuda sebagai tonggak hadirnya semangat persatuan dan kesatuan bangsa, telah memiliki basis sejarah yang melahirkan falsafah Pancasila. Tanpa Pancasila, tidak ada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mari kita memperkokoh spirit gotong royong dan kebhinekaan di lingkungan Bawaslu Provinsi DKI Jakarta. DKI Jakarta adalah barometer sekaligus miniatur Indonesia.
Karena itu, Bawaslu Provinsi DKI Jakarta mesti menjadi pelopor dan menjadi suri teladan persatuan dan gotong royong bagi keluarga besar Bawaslu se-Indonesia. Merdeka!!!
*) Anggota Bawaslu ProvinsiDKI Jakarta