News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Ijtihad Politik Erbakan dari Spirit Islamisme Turki ke Sains Akademik

Editor: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon, Jawa Barat dengan dengan Istri, Hj. Malika Lulu, S.Psy, di Cappadocia, Turki, Jumat (6/1/2023).

Ijtihad Politik Erbakan dari Spirit Islamisme Turki ke Sains Akademik

Catatan Perjalanan KH Imam Jazuli Lc., MA

TRIBUNNEWS.COM - Turki telah menjadi Negara Sekuler setelah dibubarkannya Dinasty Osmania, yang telah memerintah berdasarkan Syari'at Islam selama 623 tahun. Pada tanggal 1 November 1922. Mustafa Kemal Pasha, menghapuskan nilai-nilai Islam dalam Konstitusi Turki.

Mustafa Kemal kemudian mimisahkan relasi Islam dan negara, dan meletakkan dasar-dasar sekularisme dalam konstitusi negaranya pada awal berdirinya Republik Turki pada 29 Oktober 1923. Presiden-presiden berikutnya pun melanggengkan semangat sekularisme dengan dukungan penuh militer.

Tetapi, tidak semua rakyat Turki setuju dengan bentuk Negara Sekuler itu. Itulah sebabnya, ada saja perlawanan baik secara terang-terangan dengan tulisan di media masa dan orasi ilmiah akademik, maupun secara diam-diam dan membentuk gerakan atau organisasi tertentu, bahkan partai politik.

Dari banyak tokoh yang tidak sependapat itu, Erbakan adalah salah satunya yang memberikan reaksi dengan caranya sendiri. Erbakan adalah seorang akademisi, ilmuwan dan politisi yang pernah meniti karier dari bawah hingga menjabat Perdana Menteri Turki dari tahun 1996 sampai dengan 1997.

Baca juga: Necmettin Erbakan, Perdana Menteri Republik Turki Penentang Sekularisme

Untuk memperjuangan aspirasi anti-sekularisme Mustafa Kemal itu, sepulang dari Jerman, mula-mula Erbakan terjun langsung ke medan politik dan Erbakan berhasil menjadi anggota dewan legislatif pada tahun 1969 melalui jalur independen. Hingga, pada tahun 1970, Erbakan menjadi Wakil Perdana Menteri dan membentuk sebuah partai Islam (National Order Party).

Dari partai National Oder Party (NOP) ini, ideologi Islami ditanamkan kuat untuk para kadernya. Bahwa Islam adalah jawaban atas ketidakadilan, kemiskinan, birokrasi yang amburadul dan tidak menentunya proses hukum. NOP menjadi kuda tunggangan bagi Erbakan untuk mewujudkan visi misinya.

Islam dalam pandangan Erbakan lebih dari teologi dan doktrin fiqih, tetapi juga norma sosial dan siyasah yang memberi spirit pada kehidupan, dan subtansi dalam ajaran islam akan terus dibutuhkan oleh umat dengan sistem negara apapun, termasuk negara-bangsa (nation state) yang demokratis. Tetapi, karena ketegasan membawa visi islam dalam berpolitik itu akhirnya partai NOP tersebut dibubarkan oleh pemerintah militer Turki pada tahun 1971.

Tidak mau lama-lama larut, sembilan bulan kemudian Erbakan kembali mendirikan sebuah partai Islam National Salvation Party (NSP) pada tahun 1972. Lagi-lagi pemerintah militer Turki kembali membubarkan partai Islam yang didirikan oleh Erbakan tersebut pada tahun 1980.

Bersamaan dengan pembubaran partai NSP, Erbakan dimasukkan secara paksa ke dalam penjara. Pemerintah Turki melarang keikut-sertaan Erbakan dalam semua jenis aktivis politik di negara Turki hingga tahun 1987. Setelah menjalani hukuman, Erbakan diizinkan kembali untuk berpolitik.

Selepas dari penjara, Erbakan mendirikan Partai Refah (RP), dan ia menjadi pemimpin tertinggi dalam struktur organisasi partai ini. Partai tersebut merupakan partai yang mendukung gerakan Islam di Turki, memiliki struktur organisasi yang sangat teratur, dan memiliki cabang hingga skala lokal.

Partai Refah didirikan memang untuk menentang tindakan korupsi yang dilakukan oleh partai-partai besar di Turki. Melalui partai itu, Erbakan turut serta memengaruhi hasil pemilihan parlemen Turki pada tahun 1995.

Baca juga: Dampak Sekularisme Kemalis terhadap Ruang Publik di Turki

Erbakan menyampaikan beberapa usulan politik bagi pemerintah Turki, di antaranya agar Turki keluar dari keanggotaan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara. Erbakan juga meminta agar Turki membatalkan perjanjian persahabatan dengan Israel. Selain itu, Erbakan juga meminta pemerintah Turki untuk menjalin kerja-sama dengan negara-negara di kawasan Timur Tengah.

Usulan Erbakan tersebut membuat resah para pemimpin negara-negara di kawasan Eropa, yang bekerja-sama dengan Turki. Pada masa itu, Turki menganut paham sekuler. Usulan yang disampaikan oleh Erbakan dapat memengaruhi kebijakan-kebijakan Eropa di Timur Tengah.

Walaupun begitu, usulan Erbakan didukung oleh sebagian besar pemilih. Dari total 550 kursi di legisalatif, Partai Refah memperoleh 158 kursi. Perolehan kursi ini menjadi yang terbanyak dibandingkan dengan parta-partai lainnya.

Hasil 158 kursi ini menjadikan Partai Refah sebagai partai Islam pertama yang secara umum memenangkan pemilihan umum di Turki.

Erbakan mencoba membuat pemerintahan koalisi pada awal tahun 1996. Usaha ini mengalami kegagalan. Kekuasaan tetap dikendalikan oleh koalisi kanan-tengah, yang merupakan gabungan dari Partai Doğru Yol Partisi (DYP) dan Partai Anavatan (The Motherland Party).

Koalisi Kanan-Tengah ini pun dibubarkan pada bulan Juni 1996 akibat pertikaian internal. Erbakan kembali mencoba membentuk koalisinya sendiri. Akhirnya, koalisi pun dapat terbentuk antara Partai Refah dan Partai Doğru Yol Partisi (DYP).

Badan legislatif Turki mennyetujui kesepakatan bahwa Erbakan selaku Ketua Partai Refah dan Tansu Çiller dari pihak DYP akan saling berbagi posisi sebagai Perdana Menteri dan Wakil Perdana Menteri Turki. Posisi-posisi penting lainnya di tingkat kementrian juga dibagi antara Partai Refah dan Partai DYP.

Tetapi, seperti yang kita tahu, usia koalisi rintisan Erbakan hanya setahun. Militer meminta paksa Erbakan mengundurkan diri dari jabatan Perdana Menteri pada tahun 1997. Pemerintah militer menganggap bahwa Partai Refah berusaha meng-Islamkan negara Turki.

Erbakan akhirnya mengundurkan diri pada tanggal 18 Juni 1997. Ini bisa dibilang sebagai kudeta militer atas pemerintahan Erbakan. Alasan militer adalah bahwa Erbakan telah melanggar amanah Konstitusi yang secara tegas mengatur tentang pemisahan agama dengan Negara. Alasan militer lainnya adalah bahwa Erbakan dikhawatirkan menjadikan Turki berpaham Kekhilafahan Islam seperti era Turki Usmani.

Padahal berkali-kali Erbakan menglarifikasi dan menolak tuduhan itu. Tetapi, sebenarnya yang ia inginkan adalah konstitusi Turki harus senafas dengan spirit Islam. Alasan praktis lainnya adalah fakta historis bahwa masyarakat Turki mayoritas muslim (Erbakan: Biography & Facts. Encyclopedia Britania, 2020).

Partai Refah pada akhirnya juga dilarang aktif dalam perpolitikan sejak awal tahun 1998, dan Erbakan kembali dilarang ikut serta dalam perpolitikan selama lima tahun. Tragisnya, pada tahun 2000, Erbakan dipenjara atas tuduhan melakukan ujaran kebencian kepada pemerintah sekuler Turki. Padahal, ujaran kebencian Erbakan ini dilakukan saat berpidato enam tahun silam, yaitu pada tahun 1994.

Walaupun Erbakan harus meringkuk di dalam penjara, pikiran-pikiran Erbakan justru banyak diminati oleh anak muda dan amat populer pada generasi penerusnya. Ini membuktikan bahwa hanya raga yang bisa dipenjara, pikiran tidak!

Dua diantara kader dan murid Erbakan adalah Recep Tayyip Erdogan dan Abdullah Gul, yang turut mendirikan Partai Refah. Karena partai Refah dilarang, ideologi dari Partai ini diwariskan ke Partai Justice and Development Party (Adalet ve Kalkınma Partisi). Partai ini merupakan partai yang kini berkuasa di Turki.

Pikiran dan langkah politik Erbakan terus diawasi dan dibatasi. Sebagai ilmuwan, ia tak mau diam. Bersama kader-kader terbaiknya, ia merintis perguruan tinggi yang ada di Konya, yaitu Konya University, yang berjarak 8 jam perjalanan darat dari bandara internasional Istanbul.

Kampus tersebut Memiliki 6 Fakultas (Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Sains, Fakultas Aeronautika dan Astronautika, Fakultas Teknik dan Arsitektur, Fakultas Sosial dan Ilmu Pengetahuan Manusia dan Pariwisata ), 3 Institut (Institut Ilmu Pendidikan, Institut Ilmu Pengetahuan dan Institut Ilmu Sosial) dan 1 Sekolah (Sekolah Bahasa Asing).

Pada tahun 2011 didirikan Fakultas Pendidikan Ahmet Keleşoğlu, Fakultas Teologi Ahmet Keleşoğlu dan Fakultas Kedokteran Meram. Masih pada tahun yang sama, Fakultas Kedokteran didirikan, lalu Fakultas Seni Rupa, Fakultas Ilmu Kesehatan, Institut Ilmu Kesehatan.

Atas jasa-jasanya itulah Erdogan dan Abdullah Gul menisbatkan kampus ternama di Konya, yaitu Konya University dengan mengganti nama menjadi Necmettin Erbakan University, yang diresmikan pada tahun 2012. Persis, setahun setelah Erbakan meninggal.

Setahun kemudian, tahun 2013, Kampus itu mendirikan Konservatorium Negara Musik Turki, lalu Sekolah Ilmu Terapan didirikan. Saat ini Necmettin Erbakan University memiliki sekitar 33.000 mahasiswa dan sekitar 1700 staff akademik dan pendukung. Wallahu'alam Bishawab.

*Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini