TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama masa COVID-19 dan saat ini, pasca-COVID, terdapat peningkatan prevalensi masalah kesehatan, termasuk gangguan mental, pada individu yang sebelumnya sehat, serta memburuknya gangguan mental yang sudah ada sebelumnya.
Pada masyarakat umum terjadi peningkatan kejadian kecemasan, stres, depresi, gangguan panik, gangguan obsesif-kompulsif, gejala somatik, gangguan tidur, delirium, psikosis, bahkan sampai bunuh diri.
Baca juga: Jangan Anggap Sepele, Masalah Gigi Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan, ketidakpastian akan masa depan, ketakutan akan tertular penyakit, ketakutan akan dampak negatif ekonomi akibat pandemi, kurangnya informasi dan pengobatan yang terbukti secara ilmiah adalah beberapa faktor yang menyebabkan masalah kesehatan ini.
Penyebaran informasi palsu, kelangkaan produk-produk penting, dan ketakutan juga menyebabkan peningkatan episode pembelian panik.
Orang dengan gangguan kesehatan yang sudah ada sebelumnya melaporkan gejala yang memburuk, kambuh, dan bahkan perilaku bunuh diri karena gangguan perawatan medis, pengurungan di rumah, dan perubahan dalam rutinitas sehari-hari.
Selain itu, tindakan pembatasan telah mengurangi akses pasien terhadap jaringan dukungan keluarga dan sosial.
Saya beropini bahwa di sinilah seni dan kesenian dapat membantu.
Saya bukan seniman secara professional, meskipun saya menghargai dan suka memainkan alat musik jenis tertentu.
Baca juga: Dukungan Meriam Bellina untuk Pelaku Seni di Indonesia
Namun saya berpendapat bahwa seni dapat membantu memecahkan masalah kesehatan serta meningkatkan produktivitas.
Saat ini seni kurang diapresiasi oleh masyarakat secara keseluruhan, walaupun kita tahu bahwa seni dapat membawa kesenangan dan dorongan positif diri kita.
Hal ini terlihat pada kedua belah pihak praktisi seni maupun apresiator seni.
Ekspresi diri melalui beberapa jenis seni juga dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisik dan mental.
Beberapa penelitian telah mengidentifikasi serangkaian manfaat seni bagi kesehatan fisik dan mental.
Misalnya, sebuah penelitian terhadap pasien kanker menemukan bahwa latihan terapi seni kreatif (menggambar) yang dipandu selama empat jam meningkatkan kesejahteraan psikologis peserta dengan mengurangi emosi negatif dan meningkatkan emosi positif.