Di Suriah jauh lebih signifikan karena Iran membangun relasi sangat baik dengan Presiden Suriah Bashar Asaad.
Di Lebanon, kelompok Hezbollah Lebanon tanpa sungkan menunjukkan hubungan eratnya dengan Iran.
Kelompok Hamas Palestina yang Suni, juga menjalin hubungan rahasia sangat lama, membangun kekuatan militernya atas dukungan Iran.
Sementara di Yaman, kelompok Houthi yang kini berkuasa dan membuat ketakutan AS dan sekutunya atas penguasaan jalur Laut Merah, juga disokong Iran.
Karena itu serangan langsung dan terbuka ke wilayah Iran, akan dengan segera memantik peperangan besar kawasan yang mungkin sulit dipadamkan seketika.
Patut untuk dipertimbangkan AS dan para pendukungnya, Iran telah menunjukkan kemampuan serangan jarak jauh menggunakan rudal pintar mereka.
Beberapa waktu lalu, Korps Garda Republik Iran meluncurkan serangan rudal balistik ke sasaran berjarak lebih kurang 1.000 kilometer.
Empat rudal Kheibar-Shekan atau juga sering disebut Castle Buster atau Fortress Buster, ke target kelompok teroris di Idlib, Suriah.
Rudal itu diluncurkan dari pangkalan di Provinsi Khuzestan di barat daya Iran. Serangan tepat menemui sasaran yang ditentukan.
Aksi ini memecahkan rekor jangkauan Iran dalam penggunaan rudal dalam pertempuran, dan merupakan serangan rudal besar pertama dari pangkalan IRGC di Khuzestan sejak Perang Iran-Irak 1980-1988.
Para pengamat dengan cepat menjuluki Kheibar-Shekan sebagai salah satu sistem rudal berbahan bakar padat paling canggih yang dimiliki Iran.
Operasi ini menjadi strategis sekaligus peringatan keras karena Iran bisa dengan mudah menjangkau wilayah Israel, musuh bebuyutannya di Timur Tengah.
Ini juga pesan psikologis bagi AS yang memiliki begitu banyak pangkalan militer ilegal maupun yang diakui negara tuan rumah di Timur Tengah.
Selain Kheibar-Shekan, Iran masih rudal jarak jauh Fattah-1, Ashura, Fajr-3, dan Khorramshahr. Fattah-1 adalah rudal hipersonik pertama yang dikembangkan Iran.