Oleh Letkol Arh Dedy Hendaryatmoko
Dansatgas TMMD ke-122 Kodim 0425/Seluma
PAGI INI, Desa Talang Sebaris, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu menawarkan pesona sejuknya.
Hutan karet dengan batang yang kokoh, berderet, berjajar rapi, di sisi jalanan, memperlihatkan keindahannya.
Baca juga: Beredar Mutasi 76 Perwira TNI, Pejabat Sesmilpres dan Kasetpres Berganti?
Kuhirup udara, segar, kuhembuskan pelan. Lalu kusunggingkan senyuman saat menatap pembukaan jalan sepanjang 1.535 meter dan lebar 8 meter telah tuntas dikerjakan oleh Satuan Tugas (Satgas) TNI Menunggal Membangun Desa (TMMD) ke 122 Kodim 0425/Seluma.
Kulangkahkan kaki pelan, menyusuri jalan yang kini mulus dan siap dimanfaatkan masyarakat setempat untuk mengangkut hasil perkebunan. Senyum ini tidak lagi bisa aku tahan. Kali ini lebih lebar, karena puas dengan hasil kerja para personel Satgas TMMD.
Namun, senyum itu seketika terhenti, bibir terkatup, dahikupun berkerut, saat ingatanku kembali melayang, pada perjuangan sebulan lalu. Masih tergambar jelas, betapa perjalanan terasa begitu lama, hanya jalan setapak, berupa tanah merah diselingi kubangan air di tengahnya.
Kondisi tersebut membuat masyarakat petani mayoritas di yang tinggal di desa terpencil ini sudah tidak bergairah dan menelantarkan kabun karet, tidak sedikit petani beralih profesi menjadi kuli bangunan, bahkan memilih berdiam diri daripada membuang tenaga menderes karet demi menyambung hidup.
Sasaran Fisik: Pembukaan Jalan
Kondisi itulah yang membuatku, Letkol Arh Dedy Hendaryatmoko, Komandan Satgas (Dansatgas) TMMD ke-122 Kodim 0425/Seluma termotivasi untuk menyelesaikan pembukaan jalanan sepanjang 1.535 meter yang menjadi asa masyarakat Talang Sebaris ini.
Ya, jalan yang akan memudahkan warganya mengangkut hasil perkebunan.
Walau, untuk menyelesaikan butuh kerja keras. Bersama 110 anggota Satgas baik dari TNI dari dua matra Angkatan Darat (AD) dan Angkatan Laut (AL), Kepolisian dan dibantu warga setempat berjibaku menyelesaikan pengerjaan jalan.
Beratnya medan ini menjadi perhatian. Anggota yang terbatas harus bekerja keras tiap harinya. Rasa was-was selalu bergelayut tiap membayangkan bagaimana kondisi personel Satgas? Apa mereka sehat? Bisa makan dengan bergizi? Rasanya ketakutan itu terus bergelayut memenuhi isi kepala.
“Semuanya aman Komandan. Masyarakat membantu pekerjaan Satgas. Setiap hari bergiliran tanpa kita minta. Alhamdulillah,” pamer Komandan Satuan Setingkat Kompi (Dan SSK) Letda CPL Haryanto dengan bangganya, dan seketika mampu menghilangkan ketakutanku.