News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Pilpres 2024

Guru Besar, Prabowo, Gibran, Lalu Siapa Lagi?

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi. Reza Indragiri Amriel mengatakan, kepekaaan guru besar yang mengeluarkan imbauan moral itu terbilang terlambat muncul. Padahal, menurutnya, tanda-tanda despotisme Jokowi telah tampak sejak lama.

Opsi pertama, paling ideal adalah mengundurkan diri dari kontestasi pilpres.

Apa pun risikonya, tetap jauh lebih luhur bagi Prabowo untuk melanggengkan perkataan ayahandanya, Sumitro Djojohadikusumo.

Yakni, kurang lebih, "Selama hidup, manusia harus menjaga dignity-nya."

Mengundurkan diri, sebagai tanda pertobatan sekaligus langkah koreksi, akan melanggengkan nama baik keluarga Djojohadikusumo.

Plus, tentu saja, mempertahankan nama besar Prabowo sendiri.

Atau kedua, tetap mengikuti pilpres berpasangan dengan Gibran, namun Prabowo harus memastikan bahwa seluruh instrumen kecurangan bisa ia lumpuhkan.

Prabowo, kalau mau jujur, pasti mengakui bahwa tidak ada nilai yang sungguh-sungguh istimewa pada sosok Gibran.

"Kehebatan" Gibran berada pada sekian banyak institusi negara yang diyakini masyarakat telah dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan elektoral nan lancung.

Tentu, bukan Gibran yang menjadi pengendali.

Tapi, sebagaimana kini telah menjadi buah bibir media dan warganet, Jokowilah--orangtua Gibran--yang mengorkestrasi penyalahgunaan lembaga-lembaga negara itu untuk kepentingan politik pemenangan paslon 02.

Nah, di situlah Prabowo seharusnya terpanggil untuk menetralisasi seluruh potensi dan menyetop mobilisasi kecurangan tersebut.

Sebagai Menteri Pertahanan aktif sekaligus purnawirawan tentara berbintang, Prabowo pasti mampu melakukan itu, kalau dia mau.

Jadi, silakan saja semua pihak--termasuk profesor--menekan Presiden Jokowi.

Tapi siapa yang sungguh-sungguh punya kesanggupan untuk membalikkan situasi despotis ala Tiran Jawa, kalau bukan Prabowo sendiri.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini