News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Memudarnya Hegemoni Militer AS di Wilayah Udara Timur Tengah

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gugus tempur AL Amerika Serikat yang terdiri dari kapal induk dan kapal perusak menunggu perintah Gedung Putih untuk menyerang Kelompok Syiah Houthi.

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Jet-jet tempur AS dan Inggris melancarkan serangan udara ke target-target kelompok Houthi di Yaman.  

Terpisah, armada udara AS menggempur sasaran kelompok milisi Syiah di Irak, yang dituduh menyerang pangkalan militer AS di negara itu.

Di Suriah, yang paling rajin menyerang sasaran yang diyakini kelompok pro-Iran lewat udara adalah jet-jet tempur Israel dari wilyah udara Lebanon.

Serangan udara AS dan Inggris itu kini diprotes China dan Rusia di Dewan Keamanan PBB. Aksi militer itu dinilai ilegal.

Berbicara di Dewan Keamanan PBB, Wakil Dubes Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy dan utusan Tiongkok untuk PBB Zhang Jun menuduh AS melakukan serangan tidak sah di Yaman.

Mereka berpendapat Dewan Keamanan PBB belum mengizinkan tindakan militer terhadap Yaman.

Baca juga: Tak Setuju Keputusan Amerika Memasukan Houthi ke Daftar Teroris, PBB: Bakal Rugikan Ekonomi Yaman

Baca juga: Militer Yaman Sekutu Houthi: Kapal Curah AS Star Iris Kena Hantaman Langsung Rudal di Laut Merah

Baca juga: Houthi akan Ngamuk di Laut Merah Jika Israel Serbu Rafah di Jalur Gaza Selatan

Wakil Duta Besar AS Robert Wood dan Duta Besar Inggris Barbara Woodward mengklaim serangan terhadap ke Yaman adalah aksi bela diri.

Tindakan itu menurut mereka proporsional dan sah. Yaman kini memang jadi titik paling rawan konflik di Timur Tengah.

Tensi tinggi di Jalur Gaza, direspon dengan ancaman Houthi Yaman untuk menyerang setiap armada pro-Israel yang melintas di Laut Merah dan Teluk Aden yang sempit.   

Ancaman itu bukan gertakan kosong. Houthi Yaman sudah menyita dua kapal kargo raksasa afiliasi ke Israel yang mengangkut logistik dan kendaraan.

Bahkan, serangan rudal sudah mengenai kapal pengangkut bantuan militer AS untuk Israel yang bergerak menuju pelabuhan Eilat.

Aksi Houthi Yaman ini telah menyebabkan gangguan besar pada salah satu rute pelayaran terpenting dan paling sibuk di dunia ini.

Meningkatnya ketegangan di Laut Merah, perang tak seimbang di Jalur Gaza, memunculkan situasi baru di kawasan ini.

Beberapa negara Arab, termasuk Uni Emirat Arab, semakin membatasi penggunaan fasilitas militer AS di wilayah mereka untuk melancarkan serangan udara balasan terhadap proksi Iran di Yaman, Irak maupun Suriah.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini