News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Memudarnya Hegemoni Militer AS di Wilayah Udara Timur Tengah

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gugus tempur AL Amerika Serikat yang terdiri dari kapal induk dan kapal perusak menunggu perintah Gedung Putih untuk menyerang Kelompok Syiah Houthi.

Alasan UEA khususnya melakukan hal ini, menurut salah satu pejabat Barat, adalah mereka tidak ingin terlihat menentang Iran dan tidak ingin terlihat terlalu dekat dengan barat dan Israel.

Ini demi mendapatkan opini publik baik domestik maupun kawasan. UEA dalam beberapa tahun terakhir juga menyuarakan kekhawatiran tentang meningkatnya serangan dari kelompok Houthi di Yaman.

Kelompok bersenjata yang berkuasa di Yaman ini sebelumnya telah meluncurkan rudal ke UEA, dan juga Arab Saudi. Kedua negara ini bersekutu memerangi Houthi, dan gagal.

Perwakilan kedutaan UEA menolak berkomentar mengenai cerita ini.

Juru bicara Pentagon Mayjen Pat Ryder mengklaim militer AS masih kemampuan untuk mengalirkan aset tambahan ke wilayah tersebut.

Ini termasuk langkah mendukung upaya pencegahan regional dan memberikan opsi untuk berbagai kemungkinan bila diperlukan.

“Kami juga mempertahankan kemampuan di seluruh wilayah tanggung jawab Komando Pusat AS untuk mempertahankan pasukan kami dan melakukan serangan pertahanan diri pada waktu dan tempat yang kami pilih,” kata Ryder.

UEA adalah basis bagi Pangkalan Udara Al Dhafra, yang menampung puluhan pesawat AS yang terlibat dalam operasi di seluruh wilayah Timur Tengah.

Termasuk pesawat tempur dan drone pengintai seperti MQ-9 Reaper.

Pada Oktober, jet tempur F-16 AS melakukan serangan balasan terhadap dua fasilitas di Suriah timur yang digunakan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran dan proksinya.

Meskipun Pentagon pada saat itu tidak mengungkapkan dari mana pesawat tersebut berasal, Al Dhafra adalah salah satu fasilitas terdekat di wilayah tersebut yang biasanya menampung F-16.

Seorang pejabat Departemen Pertahanan membantah anggapan ada ketegangan antara AS dan UEA terkait pangkalan militer AS.

Sumber militer itu menyatakan pesawat serang A-10 dan drone bersenjata MQ-9 baru-baru ini beroperasi di Al Dhafra untuk mendukung operasi perlindungan pelayaran di Teluk Arab.

Namun segera setelah serangan pada bulan Oktober, Pentagon berhenti mengungkapkan secara terbuka banyak jenis pesawat yang digunakan dalam operasi pembalasan terhadap proksi Iran.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini