Sementara fakta pinjaman online lainnya adalah banyak yang dihubungi oleh fintech sebagai kontak darurat bagi nasabahnya. Bahkan, orang tersebut bahkan tidak tahu dirinya ditugaskan sebagai kontak darurat. Kontak darurat ini kemudian menjadi “menjengkelkan” karena sering dihubungi oleh debt collector di bidang fintech yang tentunya sangat menyebalkan.
Untuk meminimalisir jumlah korban pinjol ilegal, OJK kembali melaporkan data terbaru fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman online yang terdaftar atau berizin. Sampai dengan 10/3/2024, total terdapat 101 pinjol terdaftar di OJK. Dalam keterangan resmi terkait penambahan jumlah penyelenggara P2P lending, OJK tengah melakukan moratorium pemberian izin usaha. Dengan begitu, tidak terdapat
penambahan penyelenggara P2P lending yang diawasi oleh OJK. Sebagai informasi, moratorium izin fintech lending adalah penutupan perizinan untuk penyelenggara pinjol baru.
Selain mengawasi pemberian izin usaha P2P lending, OJK juga tengah berupaya untuk mengurangi jumlah kredit macet di P2P lending, sebagaimana yang saat ini telah diatur dalam SEOJK 19/SEOJK 06/2023 tentang Penyelenggaraan Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi adalah terkait penilaian (credit scoring) calon penerima dana yang memperhatikan kelayakan dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban. Aturan tersebut mengharuskan terpenuhinya repayment capacity sebesar 50 persen. Ini adalah perbandingan antara jumlah pembayaran pokok dengan penghasilan penerima dana.
Apa saja yang harus diperhatikan sebelum memberikan pinjaman online agar tidak menjadi bencana bagi Anda? Berikut beberapa saran yang dihimpun dari berbagai sumber:
1. Pertama, tentukan tujuan finansial Anda
Anda mungkin mempunyai berbagai macam alasan dan tujuan meminjam melalui pinjaman online, baik untuk konsumsi maupun produktivitas, untuk membiayai bisnis Anda, atau sekadar memanfaatkan pembayaran cicilan untuk membeli produk yang diinginkan, atau untuk biaya pengobatan atau pendidikan. Oleh karena itu, mohon pastikan Anda memahaminya.
Mengapa menentukan tujuan keuangan itu penting? karena banyak orang yang melakukan kesalahan dengan mengambil pinjaman online untuk menutupi biaya utang sebelumnya. Bila hal ini terjadi, pengguna pinjaman online semakin terjerumus ke dalam utang. Artinya, bunga menumpuk dan mempersulit keadaan keuangan Anda.
2. Rasio utang tidak melebihi 30 persen
Artinya maksimal hutang Anda tidak melebihi 30% dari pendapatan bulanan Anda, baik dari kegiatan usaha maupun gaji. Misalnya, seorang pegawai swasta dengan gaji 3 juta rupiah harus memastikan utang atau cicilannya tidak melebihi 900 ribu rupiah atau 30% dari gaji bulanannya.
Kenapa rumus ini diberlakukan? Tentu selain tidak sehat menurut perencanaan keuangan, pastinya Anda tidak mau kan pendapatan bulanan kita lewat begitu saja hanya untuk membayar hutang karena kesalahan Anda sendiri dalam mengalokasikan pos-pos keuangan.
3. Pastikan pinjaman online Anda terdaftar dan diawasi oleh OJK
Selanjutnya, pastikan perusahaan keuangan online yang Anda ajukan pinjaman sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK. Jika terjadi hal yang tidak diinginkan di kemudian hari, Anda dapat melaporkannya dan hak serta kewajiban Anda sebagai nasabah atau peminjam dapat terlindungi.
4. Bagaimana cara mengenali penipuan pinjaman online?
Berikut ciri-ciri modus penipuan pinjaman online lewat SMS.
a. SMS dikirim dari nomor publik yang tidak dikenal
Pesan teks palsu dapat berasal dari nomor umum yang terdiri dari banyak digit. Umumnya SMS asli masing-masing operator terdiri dari sejumlah sekitar 3 hingga 6 digit.
b. Tidak ada persyaratan
Menawarkan pembiayaan cepat dengan pembayaran langsung tanpa syarat khusus. Jika Anda ingin mengajukan pinjaman, pastikan pinjaman online yang Anda pilih memenuhi persyaratan yang jelas dan harus dilakukan melalui situs atau aplikasi resmi.
c. Informasi lengkap perusahaan tidak valid
Pinjaman online ilegal biasanya menyembunyikan informasi perusahaan. Oleh karena itu, selalu pastikan kelengkapan dan keakuratan informasi identitas perusahaan pinjaman tersebut.
*penulis merupakan Treasury Credit Analyst