News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilkada Serentak 2024

Drama Politik Terjadi dan Calon Baru Bermunculan, Jangan Ada Lagi Kecurangan di Pilkada

Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Yulis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pramono Anung-Rano Karno dan Ridwan Kamil-Suswono.

PENDAFTARAN calon kepala daerah akan ditutup hari Kamis (29/8/2024) tepat pukul 23.00 waktu setempat. Drama politik masih mungkin terjadi di hari terakhir pendaftaran ini.

Berkat putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang ambang batas dan batas usia pencalonan, peta politik dan koalisi di berbagai daerah menjadi dinamis.

Pramono Anung yang tak pernah muncul namanya untuk maju di Pilkada, mendadak dipasangkan dan lagnsung didaftarkan ke KPU Jakarta bersama Rano Karno.

Komika Marchel Widianto bersama pasangannya, Riza Patria mendadak mengundurkan diri dari pencalonan Wali Kota Tangerang Selatan.

KGPAA Mangkunegara X Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo atau Gusti Bhre juga secara mengejutkan mundur dari kontestasi Pilkada Kota Solo 2024.

Padahal, KIM Plus, yang terdiri atas Partai Gerindra, PKS, PSI, Golkar, PKB, dan PAN, telah mengeluarkan rekomendasi untuk mengusung Gusti Bhre sebagai calon Wali Kota dan Rektor Universitas Surakarta (Unsa) Astrid Widayani sebagai Wakil Wali Kota Solo.

PDIP di berbagai daerah yang bisa mengajukan kandidat sendiri, akhirnya mencalonkan nama-nama baru. Mantan Panglima TNI Andika Perkasa dipasangkan dengan mantan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi untuk maju di Jawa Tengah. Andika akan berkontestasi melawan Ahmad Luthfi-Taj Yasin yang diusung KIM Plus.

Di Jawa Timur, PDIP juga mengusung Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini untuk bertarung dnegan kandidat KIM Plus yakni Khofifah Indar Parawansa - Emil Dardak. Risma diduetkan dengan Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin atau Gus Ipin.

Inilah demokrasi yang sesungguhnya. Drama politik, berubahnya konstelasi dukungan, cairnya koalisi dan nama-nama baru bermunculan adalah buah dari dibukanya kran demokrasi yang sempat ditutup oleh kekuatan koalisi besar yang dikendalikan oligarki.

Baca juga: Senyum Tipis Anies Baswedan usai Ketikung Pramono Anung Rebutkan Hati Megawati

Kompetisi yang fair,dan memunculkan beberapa kandidat membuat masyarakat bisa memilih calon kepala daerah yang sesuai dengan aspirasinya. Demokrasi yang layu, perlahan bangkit lagi. Hampir tak ada lagi kontestasi melawan kotak kosong atau kandidat boneka.

Setelah tahapan pendaftaran dilalui, kandidat akan berkompetisi di kampanye terbuka maupun tertutup. Para kandidat akan menawarkan gagasan, program serta visi misinya untuk membawa daerah yang akan dipimpinnya menjadi lebih baik.

Biarkan kandidat berkompetisi secara fair. Debat terbuka juga sudah disiapkan KPU sebanyak tiga kali.

Catatan besarnya adalah, jangan sampai ada tangan-tangan penguasa atau kelompok tertentu yang menggunakan cara-cara tidak fair untuk memenangkan kandidat tertentu.

Kita ingat, jelang masa kampanye Pilpres hingga jelang pencoblosan, mendadak pemerintah menggelontorkan Bantuan Langsung Tunai.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini