Bos IG Metall Christiane Benner mengatakan perubahan pola kerja jadi empat hari mungkin bisa diterima para pekerja daripada PHK.
"Kami masih punya waktu satu tahun, mungkin dua tahun untuk membalikkan keadaan. Namun, kami harus menggunakan waktu ini," kata CFO Grup Arno Antlitz di depan ribuan pekerja VW.
Thomas Schafer dari top manajemen VW mengatakan, ingin menggunakan penghematan tersebut untuk membebaskan dana yang dibutuhkannya untuk produk-produk baru.
"Kami sekarang membutuhkan uang untuk berinvestasi besar-besaran," kata Thomas Schäfer. Di Eropa, dua juta mobil lebih sedikit saat ini dijual per tahun dibandingkan sebelum pandemi corona.
Jumlah itu tidak mungkin berubah. Bagi VW, dengan pangsa pasar sekitar seperempat di Eropa, ini berarti kehilangan penjualan sekitar 500.000 mobil dari sekitar dua pabrik.
Menurut Schafer itu tidak ada hubungannya dengan produk mereka, atau kinerja penjualan yang buruk. Pasar menurutnya sudah tidak ada lagi.
Perkembangan ini bukan hanya malapetaka bagi banyak karyawan, yang kemungkinan besar akan kehilangan pekerjaan.
Ini akan memengaruhi seluruh permukiman di Jerman, tempat sebagian besar penduduk bekerja di perusahaan tersebut.
Di area ini, seluruh infrastruktur diarahkan ke pabrik. Namun, inilah nasib Jerman saat ini. Apa dampaknya terhadap ekonomi negara-negara Eropa lainnya?
Banyak suku cadang yang dibutuhkan pabrik Jerman tidak diproduksi di Jerman, tetapi di negara-negara Uni Eropa lainnya.
Hal ini juga terjadi pada sektor industri Jerman lainnya. Jika ekonomi Jerman menurun, ada efek langsung yang juga memengaruhi perusahaan-perusahaan di negara lain.
Karena kerja sama dan pengiriman telah berjalan dengan baik selama bertahun-tahun dan puluhan tahun, perusahaan-perusahaan di negara lain ini secara strategis telah mengarahkan diri mereka dengan sangat kuat terhadap ekonomi Jerman.
Jika terjadi penurunan pesanan atau bahkan kehilangan pelanggan, akan sangat sulit bagi perusahaan-perusahaan ini untuk menemukan pelanggan baru secara internasional.
Dari diskusi di media Jerman, jelas krisis itu bukan kesalahan manajemen perusahaan. Topik biaya energi disebutkan berulang kali.