News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Global Views

Melihat Laga China-Rusia versus Amerika-Eropa di Benua Afrika

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kerja sama keamanan Niger dengan Amerika Serikat

Di wilayah pedalaman seperti Kongo Timur, infrastruktur transportasi memainkan peran penting dalam proses ekstraksi mineral.

Mengingat minimnya jaringan rel dan jalan di kawasan tersebut, satu jalur kereta api non-listrik yang menuju ke pelabuhan di Samudra Atlantik atau Samudra Hindia dapat secara signifikan meningkatkan operasi sektor pertambangan dan secara permanen menghubungkan wilayah ekstraksi dan pemrosesan ke pasar tertentu.

Tampaknya inisiatif Tiongkok lebih menjanjikan dibandingkan dengan inisiatif AS, terutama karena perusahaan Tiongkok mengendalikan tambang-tambang besar di Republik Demokratik Kongo dan Zambia.

Hal ini memberi mereka keuntungan yang jelas dalam bekerja sama dengan operator dan peralatan Tiongkok, yang memfasilitasi ekspor mineral melalui pelabuhan-pelabuhan Afrika Timur.

Strategisnya Afrika Timur

Secara keseluruhan, hal ini menunjukkan Afrika Timur akan mempertahankan perannya sebagai pemimpin ekonomi di benua itu dan salah satu wilayah yang paling terintegrasi dan berkembang pesat untuk impor.

Puncak dari pertemuan di Beijing tersebut adalah janji Tiongkok untuk menyediakan $50 miliar bagi negara-negara Afrika selama tiga tahun ke depan atau hingga 2027).

Angka ini menggemakan komitmen $55 miliar kepada Tiongkok yang dibuat oleh AS (selama 3 tahun) pada Pertemuan Puncak AS-Afrika 2022.

Juga menggaungkan janji bantuan $170 miliar yang dijanjikan Uni Eropa untuk diberikan selama tujuh tahun pada 2021.

Akibatnya, para pemain global terkemuka mengalokasikan sekitar $15-20 miliar setiap tahunnya untuk Afrika.

Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan yang nyata dalam janji-janji tersebut.

Hampir setiap negara ingin menjanjikan sesuatu kepada Afrika – misalnya, Italia telah menjanjikan $1 miliar setiap tahunnya.

Namun, paket besar yang disebut "bantuan keuangan" ini sering kali tidak memiliki kesamaan dengan bantuan yang sebenarnya.

Sebab, biasanya berupa pinjaman komersial atau investasi perusahaan. Selain itu, sebagian besar dana ini dibelanjakan di negara-negara donor.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini