News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Gereja itu Politis: Gereja Menjadi Berkat dalam Aspek Sosial, Politik dan Kemasyarakatan

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Komisi Kerawam Keuskupan Agung Medan, Pastor Yosafat Ivo Sinaga OFMCap

Keterlibatan Gereja dalam politik dimaksudkan untuk dua hal, pertama mendorong tercapainya kesetaraan politik di level masyarakat.  Kedua, menjadi garam dan terang bagi penguasa polititis  dalam arti yang seluas-luasnya. 

Dalam rangka itu umat Katolik diajak untuk mengenali panggilan dan tanggung jawabnya di dunia yakni mengusahakan kesejahteraan umum.

Konstitusi Pastoral Gaudium Et Spes, Art. 1 menyatakan, “Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama orang miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan murid Kristus juga”.

Dokumen Konsili Vatikan II ini mengingatkan Gereja akan pentingnya keterlibatan umat katolik dalam kehidupan sosial politik untuk menciptakan, mempertahankan dan memperbaiki tata aturan dalam suatu masyarakat demi kebaikan dan kemajuan bersama karena itu umat Katolik mesti melihat politik sebagai bagian dari dimensi terdalam hidupnya demi perwujudan kasih Allah. Di mana ia secara aktif dan bebas berpartisipasi dalam mewujudkan secara konkret usahanya untuk memajukan kesejahteraan umum.

Baca juga: Viva il Papa Menggema saat Paus Fransiskus Tinggalkan Gereja Katedral

Karena itulah Gereja mendukung umatnya berpartisipasi baik secara individu maupun organisasi untuk terlibat aktif dalam konteks sosial politik (bdk. Konsili Vatikan II dalam Gaudium at Spes 73). Pimpinan Gereja mengharapkan supaya tokoh masyarakat yang beragama Katolik mau berpartisipasi dalam pembangunan sesuai dengan keahlian dan panggilan masing-masing.

Dalam hal ini mereka hendaknya dijiwai oleh semangat Injil dan memberi teladan kejujuran dan keadilan yang pantas dicontoh oleh generasi penerus. Ini adalah bentuk tanggungjawb moral dan panggilan umat Allah (awam) dalam koridor Pro Ecclesia et Patria. Hendaknya semangat kerasulan awam Katolik dibina secara baik dan mandiri melalui organisasi-organisasi warga Katolik. Perlu disadarkan tentang pentingnya pemberdayaan organisasi kader Katolik melalui ormas ini.

Awam Katolik dalam Bingkai Perwujudan Umat Katolik yang Berpartisipasi

Fokus Pastoral Keuskupan Agung Medan tahun 2024 ialah Umat Katolik yang berpartisipasi. Arah dari pastoral ini membangun kesadaran umat akan kehadirannya di tengah dunia sesuai dengan visi Keuskupan Agung Medan Oase Ilahi di tengah dunia.

Umat Katolik harus memberi kontribusi aktif dan membangun masyarakat di sekitarnya. Awam Katolik harus ikut membangun bangsa sesuai dengan spiritualitas kekatolikan yakni; kemanusiaan, keadilan dan perdamaian.

Beberapa cara Awam Katolik mewujudkan Keluarga Memasyarakat dalam konteks hidup politik, pertama yakni memperjuangkan Katolik yang partisipatoris yakni partisipasi umat Katolik dalam membangun bangsa dan Negara (bdk Gaudium et Spes 73).

Kedua, Awam Katolik memperjuangkan penegakan Hak Azasi Manusia.

Ketiga, memupuk dan mendukung usaha pemerintah dalam mewujudkan kerukunan di antara umat beragama. Katolik ikut mewujudkan misi toleransi ini. 

Keempat, mendukung umat Katolik membangun bangsa sesuai dengan peran, tugas dan status masing-masing dijiwai dengan semangat injil; menjadi garam dan terang dunia. 

Paus Fransiskus berinteraksi dengan kaum muda Scholas Occurrentes di Grha Pemuda Youth Centre di Jakarta pada 4 September 2024. (Photo by Tiziana FABI / AFP) (AFP/TIZIANA FABI)

Dan kelima, Katolik adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah bangsa Indonesia nmaka harus ikut aktif terlibat dalam kehidupan bernegara melalui aspek politik, sosial ekonomi dan pendidikan (bdk. Gaudium et Spes 52).

“Berikanlah apa yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah.” (Mateus 22:21). Ini mau menegaskan bahwa orang Katolik punya panggilan moral  memperbaiki bangsa ini lewat cara dan kebijakan Kristiani  dan terlibat penuh dalam kancah politik.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini