Itu adalah kebebasan dan Hak Azasi. Sedangkan Paus Yohannes XXIII dalam Pacem in Terris menunjukkan sikap positif juga terhadap toleransi. Dasar utama dari toleransi adalah bahwa kodrat semua manusia adalah sama dan setara. Dan ujian sesungguhnya berjalannya toleransi ialah adanya rasa aman di antara semua yang berbeda.
Pihak yang Bertanggungjawab Mewujudkan Toleransi
Berbicara tentang toleransi beragama kita tidak terlepas dari siapa yang bertanggungjawab. Pihak-pihak inilah yang mengupayakan supaya kerukunan itu tidak hanya di atas kertas saja namun nyata di semua lapisan umat.
Yang pertama ialah pemerintah.
Pemerintah sebagai pimpinan negara harus memberi rasa aman dan damai bagi setiap pemeluk agama dan kepercayaan. Pemerintah wajib melindungi semua umat beriman dan tidak membiarkan kekerasan apapun atas nama agama dan menodai hidup beragama.
Yang kedua ialah pimpinan Agama. Figur pimpinan agama sangat significant mewujudkan toleransi agama ini. Apa yang mereka ajarkan akan diikuti oleh umatnya.
Maka pimpinan agama harus memberi doktrin-doktrin yang sesuai dengan ajaran agamanya dan bukan sebaliknya memberi ajaran dan hasutan yang bisa menciptakan rasa kebencian umat yang satu terhadap yang lain.
Para pimpinan beragama harus menyadari bahwa apa yang mereka ajarkan bisa saja mendapat tafsiran yang berbeda di tingkat basis. Pihak ketiga tentu umat beragama. Bagaimanapun umat beragama yang menjadi tulang punggung perwujudan toleransi ini karena mereka yang tinggal di komunitas masyarakat yang berbeda agama.
Selanjutnya ialah FKUB. Forum Kerukunan Umat Beragama adalah forum yang diisi oleh pemuka-pemuka agama yang diarahkan untuk menciptakan kerukunan umat beragama.
Forum ini menjadi badan resmi yang berbadan hukum yang model misinya ialah mengedepankan dialog antar pemuka agama dan juga menampung aspirasi umat dan organisasi resmi keagamaan.
Sebagai badan resmi FKUB ini harus mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik. Mereka menjadi corong pemerintah dan agama untuk mewujudkan hidup beragama yang baik dan damai.
Tantangan mewujudkan Toleransi ialah ketika satu pemeluk satu agama memaksakan kehendaknya kepada yang lain sebagai suatu kebenaran satu-satunya. Setiap agama boleh saja mengatakan bahwa agamanya adalah yang benar namun itu tidak boleh menjadi kebenaran umum apalagi pemberlakuannya dipaksakan.
Tantangan lain ialah dari pihak pemerintah agar jangan terkesan lambat apalagi membiarkan masalah intoleransi yang bisa saja terjadi di masyarakat. Penegakan hukum terhadap pelanggar Hak Azasi Manusia sekaitan dengan kebebasan beragama harus diwujudkan tanpa tebang pilih.
Toleransi Wadah Menciptakan Persaudaraan di antara Pemeluk Agama