Wisawatan juga tidak perlu khawatir jika merasa lapar di lokasi ini.
Sudah ada warung yang menjajakan makanan dan minuman, berbeda kondisinya ketika belum ada pengelolaan langsung.\
“Dengan ada pengelolaan dan pengamanan dari depan, sekarang jadi lebih aman dibanding dulu,” ujar Ketut Suweni, seorang nenek yang sudah berjualan selama 10 tahun di area Pantai Gunung Payung.
Namun begitu, menurut Suweni, yang disayangkan adalah keberadaan pohon-pohon yang mulai berkurang.
Dibandingkan dahulu, saat ia masih seorang diri menjual minuman di kawasan tersebut, pohon-pohon masih rindang.
Sementara sekarang, terpaksa hilang karena adanya pembangunan fasilitas dan akses jalan di sekitar pantai.
Diakui oleh masyarakat setempat, semua pengelolaan berasal dari Desa Adat Kutuh, dan belum ada andil langsung dari Pemerintah Daerah (Pemda).
“Sampai saat ini masih dikelola oleh desa setempat, pemerintah belum ada campur tangan. Mungkin nanti kalau sudah ramai seperti Pandawa, mereka baru mau ikut,” ujar I Wayan Sulendra, Pecalang Desa Adat Kutuh.
Menurut Sulendra, ke depannya akan ada pembangunan akses jalan untuk bersepeda di kawasan ini.
Akses jalan itu rencananya akan tembus langsung menuju ke Pantai Pandawa.
Sementara itu, untuk akses jalan ke area bawah, Pantai Gunung Payung, dari posisi sebelumnya akan direlokasi.
“Ya masih dalam tahap perencanaan, baru akan mulai sedikit-sedikit. Mungkin sekitar Januari mendatang sudah siap,” ujar Sulendra.
Mulai dari Berenang, Berselancar, hingga Camping
Banyak pengunjung yang datang untuk membuktikkan keeksotisan pantai ini, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik.