Dia mengatakan, pengembangan budidaya hidroponik masih dimungkinkan, karena ketersediaan lahan yang masih luas di SMK Negeri 1 Nunukan.
"Masih banyak lahan, ini masih bisa dikembangkan. Asalkan kita menggunakan halaman sekolah," katanya.
Dia mengatakan, melalui Unit Produksi, siswa dan siswi diajarkan untuk menghasilkan produk yang ekonomis, sehingga laku di pasar.
Dengan laku di pasar, tentu akan menciptakan rasa percaya diri untuk mengupayakan produk-produk dimaksud.
"Unit Produksi harus bisa merespons kondisi kekinian," ujarnya.
Budidaya melalui hidroponik dengan memanfaatkan halaman sekolah, merupakan salah satu respons dimaksud.
Sementara itu panen perdana sayur sawi hidroponik di SMK Negeri 1 Nunukan, Selasa (5/1/2016), dimanfaatkan Wakil Bupati Nunukan Hajjah Asmah Gani, untuk memborong produk uji coba Unit Produksi di sekolah ini.
Tak tanggung-tanggung, Rp 1 juta keluar dari kocek Asmah Gani, untuk memborong sawi dan beragam selada yang ditanam hidroponik.
"Ini selada impor," kata Nurbaya sambil menunjuk ke sejumlah toples tempat budidaya selada berbagai jenis.
Wakil Bupati mengaku memborong sayuran ini, karena tidak mudah menemukan tanaman bebas kimia di Nunukan.
"Tidak disemprot, jadi bebas bahan kimia. Di pasar, mana ada dijual yang seperti ini? Kalau di kota harganya berkali lipat dari sayur biasa," kata Asmah Gani.
Asmah mendapatkan kesempatan panen perdana kali ini. Sebelum panen, dia memberikan wejangan kepada para siswa siswi SMK Negeri 1 yang hadir pada acara panen di halaman gedung sekolah.
"Kalian harus jadi pengusaha. Jangan jadi PNS. Di sini ada ribuan sarjana yang belum jadi PNS," ujarnya.
Dia menyarankan agar lulusan SMK Negeri 1 Nunukan memanfaatkan lahan yang tersedia untuk budidaya tanaman.
"Di sini masih banyak lahan. Silakan digunakan. Kalau tidak punya lahan, bisa pinjam lahan orang," katanya. (*)