Menurut Fadilah, Shendy ketika itu disuruh minum tuak. Namun, Shendy menolak. Ternyata itu membuat salah satu rekannya marah.
“Shendy disiram tuak karena tidak mau minum. Terjadilah keributan antara Shendy dengan teman-temannya itu,” terang Fadilah.
Kalah jumlah, Shendy melarikan diri. Teman-temannya Shendy yang terlibat perkelahian itu meneriaki Shendy dengan menyebutnya maling.
Fadilah mengatakan, keponakannya itu bersembunyi di depan rumah Rofi, suami Aliyah.
Warga yang mendengar teriakan maling melihat Shendy, yang notabene bukan warga sekitar. Warga pun menghakimi Shendy sampai babak belur.
“Kami pihak keluarga baru tahu Shendy masuk rumah sakit pagi hari ditelepon pak polisi,” ujar Fadilah.
Fadilah bersama keluarga melihat Shendy di rumah sakit. Kondisinyamengenaskan. "Sudah tidak berbentuk lagi tubuh keponakan saya,” ucapnya.
Shendy sempat mengalami koma selama beberapa hari. Beruntung nyawa Shendy masih selamat.
Tapi, kondisinya kini sangat memprihatinkan. Shendy tidak lagi bisa bicara. Sebagian tempurung kepalanya hilang karena operasi.
Shendy lumpuh sehingga harus menggunakan kursi roda. Berasal dari keluarga tak mampu, orangtua membiayai pengobatan Shendy sampai menguras harta.
Ayahanda Shendy bernama Sulaiman bekerja sebagai buruh lepas. Ibunya Zuraida, hanya ibu rumah tangga.
“Harta kami habis. Kami menjual rumah dan semua perabotannya untuk kesembuhan Shendy,” ujar Zuraida.
Zuraida mengatakan, suaminya sampai meninggal dunia setahun lalu karena memikirkan nasib Shendy.
Shendy bersama Zuraida sekarang menetap di rumah nenek Shendy. Shendy tidak mungkin untuk kembali normal. Harapan keluarga hanya pada proses hukum yang kini sedang berjalan.
“Kami berharap pelakunya dihukum seberat-beratnya,” tutur Zuraida.(*)