Kampanye ini dirasa mampu ‘menyadarkan’ masyarakat setempat, pasalnya sekitar 200.000 kantong non plastik yang dapat digunakan berulang kali ludes terjual.
Inggris
Untuk mengurangi pemakaian plastik pada warganya, Inggris memberikan apresiasi berupa diskon khusus senilai 14 Poundsterling atau sekitar Rp 18 ribu hingga Rp 72 ribu bagi para pembeli yang membawa tas belanja pribadi dari rumah.
Selain itu, dalam waktu dekat ini pemerintah Inggris akan melarang penjualan sedotan plastik, pengaduk minuman, dan korek telinga berbatang plastik yang dinilai tak ramah lingkungan.
Irlandia
Sejak 2002 lalu, Irlandia menjadi negara Eropa pertama yang mulai membatasi penggunaan kantong plastik.
Setiap warganya, dikenakan pajak penggunaan plastik sebesar 0,15 Euro pada tahun 2002 hingga 0,22 Euro di tahun 2007. Jika dirupiahkan, bisa mencapai Rp2500 hingga Rp3500.
Pendapatan pajak ini dipergunakan untuk dana lingkungan di Irlandia. Hasilnya, penggunaan tas plastik pun berkurang drastis karena kesadaran warganya yang meningkat. Tak sia-sia, kebijakan ini membuat 90 persen konsumen di Irlandia beralih menggunakan tas pribadi setiap kali berbelanja.
Afrika
Lain halnya dengan kebijakan yang diterapkan di Benua Afrika. Seperti di Afrika Selatan, negara dengan julukan Rainbow Nation ini telah memberlakukan pelarangan penggunaan plastik. Kebijakan ini didasari oleh meningkatnya penggunaan plastik di Afrika hingga mencapai angka yang fantastis, sekitar 8 miliar lembar per tahun.
Sejak 2003 lalu, penjual yang menyediakan kantong plastik akan didenda sebesar 100 ribu rand setara dengan Rp 10 juta atau hukuman penjara hingga 10 tahun. Hal ini juga diikuti oleh sejumlah negara lain di Benua Afrika seperti Uganda, Somalia, Rwanda, Botswana, Kenya dan Ethiopia. (*)