Coklat Asal Lampung Mendunia Berkat Bantuan Bea Cukai dan Pemerintah Setempat
Ekspor coklat perdana dari Pelabuhan Panjang ke Singapura sebanyak satu kontainer dan bernilai sekitar Rp200 juta berhasil dikirim.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Kanwil Bea Cukai Sumatera Bagian Barat bersama Bea Cukai Lampung dan Pemerintah Provinsi Lampung serta stakeholder terkait seperti Badan Karantina dan Bank Indonesia melepas ekspor perdana PT. Aneka Coklat Kakao (Krakakoa) dengan tujuan Singapura. Pelepasan ekspor dilakukan secara simbolis oleh Gubernur Lampung dan dihadiri secara langsung maupun virtual oleh perwakilan undangan dan dinas terkait.
Kepala Kantor Bea Cukai Bandar Lampung, Esti Wiyandari, mengatakan bahwa Krakakoa PT Aneka Coklat Kakao awalnya didirikan untuk membantu petani kakao dan ingin membuktikan bahwa coklat terbaik di dunia berasal dari Indonesia. Pihak Krakakoa kemudian mendatangi Bea Cukai untuk melakukan asistensi ekspor.
“Kami sambut dengan baik pelaku usaha yang ingin menyebarkan usahanya ke kancah internasional. Krakakoa termasuk di dalamnya dengan potensi kakao yang dimiliki. Setelah melakukan asistensi, pihak Krakakoa kemudian berhasil melakukan ekspor perdana ini,” ungkap Esti.
CEO PT. Aneka Coklat Kakao, Sabrina Mustopo, mengatakan bahwa perjalanan Krakakoa menemui jalan yang berat.
“Krakakoa kami dirikan delapan tahun yang lalu. Situasi COVID-19 ini sangat memberatkan kami. Untuk mengatasinya, kami memperluas penjualan online dan berfokus pada pasar ekspor,” ujar Sabrina.
Dengan bantuan Pemda, Bea Cukai dan stakeholder terkait, ekspor perdana coklat asal Lampung ini berhasil dilaksanakan. Seluruh pihakpun mendukung penuh upaya ekspor coklat ini, terlebih Provinsi Lampung merupakan salah satu penghasil kakao terbesar di Indonesia.
Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi, menjelaskan bahwa pihaknya siap mendukung untuk memajukan industri coklat. “Kita punya tugas bagaimana caranya mewujudkan Lampung ini menjadi sentra coklat nasional. Sampaikan apabila ada kendala, kami di Pemprov Lampung maupun stakeholder terkait siap membantu,” pungkas Arinal.
Ekspor coklat perdana dari Pelabuhan Panjang ke Singapura kemudian dilakukan dan sebanyak satu kontainer dan bernilai sekitar Rp200 juta berhasil dikirimkan. Harapan selanjutnya dari adanya ekspor ini dapat mendorong eksportir-eksportir lain untuk berani bersaing di pasar global.(*)