Kemendag Tak Mengerti Nilai Strategis Timah
GLOBALISASI telah berjalan beberapa tahun belakangan, dampaknya sudah mulai terasa.
Editor: Prawira
Intinya semua ekspor timah batangan dan produk timah lainnya yang kadarnya di bawah 99,85% akan ditataniagakan," jelas Albert, hari ini. (msb)"
Sumber : http://web.bisnis.com/sektor-riil/perdagangan/1id218559.html
SEBUAH TANGGAPAN
Dari berita di atas semakin jelas dan menunjukkan bukti bahwa Kemendag tidak mengerti dengan nilai strategis timah dan mineral ikutannya. Jangan-jangan mereka juga tidak paham semua komoditas bahan tambang.
Atau inilah yang saya maksud dengan BAHAYANYA PURA-PURA. Jika orang buta tuli diskusi dengan orang buta tuli maka ALAMAT CELAKALAH kedua orang itu. Tapi jika orang PURA PURA buta tuli diskusi dengan orang PURA PURA buta tuli maka JELAS CELAKALAH kedua orang itu. Kita jangan termasuk dalam keduanya karena sama menyesatkan dan yang kedua jauh lebih jahat karena cendrung MENJERUMUSKAN
AJI SENGAT JAGAT KSATRIA
Untuk saat ini orang-orang yang ingin menjerumuskan kita ini harus diberitahu tahu dengan sebuah ajian pamungkas agar mereka segera tersadar, tersentak dan kemudian kembali ke jalan yang benar. Ajian ini saya namakan AJI SENGAT JAGAT KSATRIA. Ajian itu "kriopanting putus bedenting cupak kek gantang dek ken beubah" kalau diterjemahkan dalam ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan berbunyi:
"Walau Langit Runtuh Demi Negara Kesatuan Republik Indonesia Maka Keadilan WAJIB Kita Tegakkan. Bagi rakyat yang mendahulukan kepentingan Pribadi sehingga mengancam Stabilitas dan Wibawa Negara adalah Pengganggu Negara. NAMUN Bagi Pejabat yang memanfaatkan Jabatan untuk kepentingan Pribadi maka dia Adalah PENGHIANAT bagi NKRI, yang harus di tempatkan pada tempat yang paling HINA di Negeri Ini"
Pemimpin seperti ini tidak mengerti arti sebuah kebanggaan yang hakiki. SEBUAH KEBANGGAAN adalah sebuah rasa yang muncul dalam diri setiap orang terhadap sesuatu perbuatan karena di dalamnya ada unsur Semangat, Kebenaran dan kejujuran, Keberanian, lebih mengutamakan kepentingan banyak orang dari pada Pribadi dan tertanam NASIONALISME.
TUJUAN DAN KEBERSAMAAN
Sebagai abdi negara dan pejuang devisa, kita para buruh tambang ini sudah saatnya berjuang karena kita punya tujuan yang jelas, tinggal kita galang kebersamaan untuk itu. Karena Menggapai tujuan tanpa kebersamaan sama saja dengan menggali kuburan masal untuk diri sendiri. Namun yang lebih berbahaya adalah Sebuah Kebersamaan tanpa tujuan sama saja dengan menggali kuburan masal untuk diri sendiri dan menjebloskan tetangga kiri kanan kedalam kuburan yang sama.
Kita Mulai langkah hari ini dengan memahami Visi, Misi dan Budaya agar kita tak masuk dalam salah satu atau salah dua dari statement diatas.
Sahabat-sahabat seperjuangan, saya sangat bahagia bisa berkenalan dengan sahabat-sahabat yang masih memiliki rasa Kebangsaan, Nasionalisme dan Patriotisme. Sebuah nilai-nilai yang sudah luntur dari negeri ini. Mungkin masih bisa dimaklumi jika seorang rakyat jelata yang bergelimang keringat dan debu jalanan harus kehilangan nilai-nilai itu karena untuk bertahan hidup. Tapi Bagaimana mungkin jika nilai-nilai seperti itu jangankan berbekas, menempel seukuran butiran debu pun tidak ada pada diri seorang pejabat tinggi negara.
Melihat kenyataan tersebut di atas, dapat di pastikan, ada sesuatu yang salah dalam memaknai hidup berbangsa. Tapi manalah mungkin kami yang hanya buruh yang tinggal di belahan utara ini tahu apa yang terjadi di belahan megapolitan sana.
Mudah mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa mengampuni kita yang tidak mengerti
Billahi Fisabilillhaq khairon katsir