Pertumbuhan Bank Ekonomi Jauh di Bawah Bank Umum
Tak salah jika PT Bank Ekonomi Raharja Tbk (BAEK) menyalurkan kredit ke bank lain, sebab pertumbuhan kredit selama semester I 2012 baru 10 %
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak salah jika PT Bank Ekonomi Raharja Tbk (BAEK) menyalurkan kredit ke bank lain. Bank milik HSBC Group itu membutuhkan bank mitra (channeling) karena pertumbuhan kredit selama semester I 2012 tidak menggembirakan.
Sepanjang enam bulan pertama, bank ini hanya menyalurkan kredit baru Rp 1,04 triliun alias tumbuh 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebagai pembanding, industri perbankan mencatatkan pertumbuhan kredit di atas 25% pada periode yang sama.
Mereka beralasan kredit tumbuh rendah karena permintaan belum terlampau tinggi. Situasi tersebut wajar di Bank Ekonomi karena siklusnya seperti itu. Banyak debitur yang belum mencairkan kredit lantaran belum memulai ekspansi pada awal tahun. Paruh kedua nanti, mereka menjanjikan kondisinya bakal berbeda.
Maka itu, Bank Ekonomi tidak berencana menurunkan target kredit tahun ini, yakni tumbuh 25% - 30%. Jika tercapai, outstanding kredit akan mencapai Rp 18,28 triliun pada Desember 2012.
Presiden Direktur Bank Ekonomi, Tony Turner, mengklaim tengah memproses persetujuan kredit (pipeline) ke beberapa korporasi dalam jumlah besar. Tapi ia belum mau mengungkap identitas debitur karena proses masih berlangsung.
Permintaan kredit bakal lebih banyak dari sektor transportasi. Sedangkan penyerapan kredit di sektor komoditas akan menurun, seiring turunnya produktivitas dan penjualan. Untuk penyaluran kredit korporasi, bank ini ikut beberapa sindikasi. "Sekitar 20% dari portofolio kredit korporasi dilakukan dengan cara sindikasi," katanya.
Meski kredit bakal tumbuh 30%, Bank Ekonomi tidak berencana menambah modal lagi. Hingga Juni 2012, rasio kecukupan modal (CAR) masih sebesar 15% alias jauh di atas ketentuan BI. "Kami juga tidak membagi dividen ke pemegang saham selama tiga tahun," katanya.
Mengutip data BI, Bank Ekonomi mencatat pertumbuhan kredit tahun 2011 sebesar 22%, dari Rp 11,4 triliun menjadi Rp 14,062 triliun. Meskipun setara dengan industri, laba justru turun 18%. Ini disebabkan kenaikan beban karyawan. (*)
BACA JUGA:
BACA JUGA: