Jika Pengusaha Jepang Cenderung Sengak, Itu Salah Siapa?
Tanggal 28 Agustus 2007 di Jepang, Hatta Rajasa, berbicara di depan masyarakat Indonesia di Tokyo.
Editor: Widiyabuana Slay
Usut punya usut tampaknya kesalahan pengusaha Indonesia, sejak awal tidak jelas mau beli atau tidak. Disangka oleh pengusaha Jepang hanya untuk minta info saja, hanya menghabiskan waktu mereka saja. Oleh pengusaha Indonesia disangka orang Jepang sangat halus jadi tak boleh langsung bilang mau beli atau tidak. Akibatnya sang pengusaha Indonesia mengambil jalan berputar, seperti bertanya meminta info saja.
Kenyataan dalam bisnis Jepang sebenarnya "time is money", waktu adalah uang. Jadi paling suka langsung kepada isi pembicaraan, mau beli atau tidak, begini dan begitu. Jadi bukan memutar-mutar dulu dengan urusan yang lain.
Nah, pola pemikiran bisnis Jepang sederhana ini yang seringkali belum dipahami pengusaha Indonesia. Bahkan berprasangka lebih buruk, pengusaha Jepang curang dan sebagainya. Padahal kita sendiri yang bodoh tidak teliti dalam mengorek info mereka dan seringkali malu bertanya, gengsi kita terlalu besar takut dibilang bodoh dan sebagainya.
Moga saja hal ini dapat memberikan petunjuk yang lebih jelas kepada kita semua untuk mengerti dulu budaya Jepang (belajar bahasa Jepang-lah agar lebih mudah belajar budaya mereka), sehingga pola pikiran dapat terdeteksi, sebelum berbisnis dengan mereka kita siap tempur dengan sempurna.
Jika ada pertanyaan seputar bisnis, silakan kirim email ke info@promosi.jp.
Terkait Bisnis Jepang Klik:
http://www.tribunnews.com/topics/tips-bisnis-jepang
*) Penulis adalah CEO Office Promosi Ltd, Tokyo Japan, berdomisili dan pengalaman 20 tahun di Jepang.