Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Orang Terkaya Indonesia Berbagi Kiat Bisnis di Atma Jaya

Orang terkaya ke-16 di Indonesia Teddy P Rahmat akan bercerita dan berbagi tentang kiat-kiat sukses berusaha, besok, Kamis, (4/4/2013).

Editor: Domu D. Ambarita
zoom-in Orang Terkaya Indonesia Berbagi Kiat Bisnis di Atma Jaya
Tribunnews.com/Domu D Ambarita
Pengusaha nasional Theodore Permadi Rachmat atau lebih populer disapa TP Rachmat (tengah) didampingi Ketua Presidium ISKA Muliawan Margadana (kiri) di tengah forum diskusi TP Rachmat Berbagi di kampus Universitas Atma Jaya Jakarta, Kamis (4/4/2013). Menurut Majalah Forbes, TP Rachmat orang terkaya Indonesia peringkat ke-16 tahun 2011. Acara ini kerja sama Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) dengan Universitas Atma Jaya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pengusaha senior dan orang terkaya peringkat ke-16 Indonesia  Theodore Permadi Rachmat, atau akrab disebut Teddy P Rahmat, akan bercerita dan berbagi tentang kiat-kiat sukses berusaha, besok, Kamis, (4/4/2013).

Ia akan hadir dan membangikan pengalaman pada diskusi bertema, "TP Rachmat Berbagi" yang dilaksanakan Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia bekerja sama dengan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Katolik Atma Jaya, Jakarta.

Ketua Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP-ISKA) Muliawan Margadana mengatakan, acara berlangsung mulai pukul 09.30 WIB di Gedung Yustinus, Lantai 15, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jalan Jenderal Sudirman 51, Jakarta Selatan. Diskuai akan dipandu Dr A Prasetyantoko, ekonom Unika Atma Jaya.

Menurut majalah Forbes, Teddy P Rachmat (67 tahun) memiliki kekayaan 1,35 miliar dolar AS, dan peringkat 16 terkaya di Indonesia tahun 2011.

Setahun setelah lulus Fakulktas Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung, ia memulai karier di Astra sejak 1969. Pemilik nama lengkap Theodore Permadi Rachmat ini keponakan mendiang William Soeryadjaya, pendiri Astra. Belakangan, Teddy Rachmat bersama Edwin Soeryadjaya, saudara sepupunya, turut terlibat membesarkan perusahaan tambang batu bara di Kalimantan, PT Adaro Energy. Saat ini ia menjabat Wakil Presiden Komisaris Adaro.

Awalnya berusaha, Teddy mendirikan PT Porta Nigra, perusahaan di bidang konstruksi, tahun 1970. Teddy tidak menjalankan bersama  Benedictus Purwanto Rachmat, kakaknya. Setelah bergabung di Astra, dia tidak serta merta menjadi pegawai untuk perusahaan-perusahaan pamannya. Dari perkawinan dengan Like Rachmat, mereka dianugerahi anak-anak, Christian Aryono Rachmat, Arif Patrick Rachmat, dan Ayu Patricia Rachmat.

Ia mengawali kemampuan bisnsinya dengan melakukan magang di Gevehe B yang merupakan perusahan Belanda. Bahkan sempat menjadi salesman untuk alat berat di Allis Chalmers Astra. Berkat kemampuannya, akhirnya setelah bekerja selama satu tahun, ia diangkat menjadi direktur PT Astra Honda Motor. Dari sinilah beliau memulai karirnya di Grup Astra. Tahun 1984, diangkat menjadi Presiden Direktur untuk PT Astra International, sampai kemudian menjadi CEO Grup Astra International Tbk.

Berita Rekomendasi

Dengan kemampuan manajemen Theodore yang baik, akhirnya semua perusahaan yang dipimpinnya berkembang pesat dan semakin menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu. Dari sinilah pada akhirnya Theodore menjadi pengusaha yang kaya raya di Indonesia.

Sesudah meninggalkan kursi tertinggi di Astra, tahun 2002, ia menebar sebuah kerajaan bisnis sendiri dengan total omzet puluhan triliun rupiah di bawah bendera Triputra Group. Perusahaan ini didirikan, Oktober 1998, bergerak di bidang batu bara, agroindustri, manufaktur, dan dealership motor.

September 2012, Teddy Rahmat meluncurkan buku berjudul Pembelajaran TP Rahmat. Buku yang ditulis Ekuslie Goestiandi dan Yusi Pareanom ini menunjukkan kelas dan pemikiran Teddy sebagai enterpreneur terpuji dalam visi dan tindakan.

Beberapa hal dia sampaikan dalam buku ini, dapat menjadi pegangan kita menghadapi perkembangan ekonomi yang kian menuntut kemampuan berkompetisi di tataran global. Melalui bukunya, Teddy membagi sejumlah nilai dan etika bisnis, antara lain, mindset yang diperlukan untuk membangun perusahaan kelas dunia; pentingnya meninggalkan jejak bersih dan bermanfaat kepada generasi penerus; tiga jalan menciptakan kekayaan; serta strateginya memandu Astra Internasional hingga menjadi korporasi raksasa yang sehat dan sukses.

"Nilai-nilai enterpreneurship serta pembelajaran yang ditawarkan Teddy Rahmat kian terasa urgensinya bila kita kaitkan dengan langkah Indonesia menandatangani persetujuan AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan AFAS (ASEAN Framework Agreement on Services) -- yang akan berlaku penuh pada 2015," ujar Muliawan.

Ia menegaskan, perusahaan Indonesia yang tidak siap sangat mungkin rontok, bila tak punya competitive advantage mau pun tata kelola yang baik, serta bila masih diliputi budaya korupsi. Dalam hampir semua kasus korupsi besar, ada pengusaha yang terlibat di dalamnya.

Hal ini menunjukkan masih lemahnya penerapan etika bisnis di banyak kalangan pengusaha Indonesia. "Bila kondisinya seperti ini, bukan tak mungkin kita akan menjadi korban, alih-alih mendapat benefit dari perkembangan ekonomi dunia," ujar Muliawan.

Itu sebabnya, pengalaman dan pembelajaran Teddy P Rahmat sebagai CEO dan entrepreneur, menurut Muliawan Margadana, perlu diserap para pelaku bisnis yang nota bene menjadi penggerak ekonomi Indonesia, serta disebarluaskan media.

Mulyawan merujuk pada apa yang selalu menjunjung menurut nilai-nilai etis yang benar. Salah satu prinsip hidup Teddy adalah "Less for self, more for others and enough for everyone". Prinsip ini dia amalkan antara lain dalam Yayasan Pelayanan Kasih A&A Rachmat, yang memberikan beasiswa, bantuan sosial kepada panti asuhan, dan mengoperasikan 40 klinik kesehatan murah di berbagai kota di Indonesia.

Diskusi besok akan dihadiri ini undangan dari kalangan intelektual, pelaku bisnis, berbagai pimpinan organisasi sarjana, para anggota ISKA dan civitas akademi Universitas Atma Jaya. (domu d ambarita)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas