Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Mengapa Buah dan Sayur Mayur asal Indonesia Ditolak di Jepang?

Kesempatan bisnis produk dari Indonesia khususnya sayur dan buah yang berlimpah di Indonesia perlu diperhatikan

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-in Mengapa Buah dan Sayur Mayur asal Indonesia Ditolak di Jepang?
SERAMBI INDONESIA/M ANSHAR
Aktifitas pedagang grosiran buah di Jalan Kereta Api Lama, Lambaro, Aceh Besar, Selasa (19/3). Hingga kini, 70 persen pasokan buah-buahan di Aceh masih tergantung dari Sumatera Utara. Padahal Aceh memiliki lahan pertanian yang luas, namun tidak dimanfaatkan secara maksimal. SERAMBI/M ANSHAR 

Oleh Richard Susilo *)

TRIBUNNEWS.COM - Kesempatan bisnis produk dari Indonesia khususnya sayur dan buah yang berlimpah di Indonesia perlu diperhatikan pemerintah Indonesia. Kesempatan emas saat ini bukan hanya karena baru saja meneken kesepakatan ekonomi bersama dalam kerangka EPA (Economic Partnership Agreement), tetapi juga sentimen kuat masyarakat Jepang saat ini terhadap makanan Cina.

Survei dari kantor berita Kyodo 10 Februari 2008 menunjukkan bahwa sekitar 75,9 persen penduduk Jepang tidak akan mau lagi membeli makanan China. Kasus ini muncul ke permukaan setelah ketahuan gyoza (semacam pangsit) buatan China yang banyak sekali beredar di Jepang, ternyata mengandung bahan beracun semacam pestisida.

Akibatnya muncul unjuk rasa anti-makanan China di Jepang dan semua makanan beku China ditarik mundur dari pasaran. Lebih parah lagi, restoran China di Jepang jadi sangat sepi saat ini. Padahal sebelahnya, restoran Jepang, banyak konsumen berderet menunggu antre masuk.

Lebih parah lagi di berbagai stasiun televisi Jepang diperlihatkan ternyata sebelum sayuran China diimpor ke Jepang  sayuran  tersebut dicuci menggunakan deterjen supaya bersih. Padahal deterjen biasanya kita pakai untuk mencuci pakaian. Hal ini membuat jijik banyak sekali orang Jepang saat ini. Tak heran sayuran buah dan makanan lain dari China tercemar bahan beracun. Bahkan ada dugaan China melakukan teror “pembunuhan” rakyat Jepang lewat makanan mereka.

Saat ini memang kesempatan emas makanan, sayuran dan buah-buahan Indonesia memasuki Jepang. Kenyataan tidak ada buah sayur Indonesia memasuki Jepang. Yang ada malah dari Filipina dengan mangga yang asam tidak enak tapi dijual satu buah dengan harga sekitar Rp.50.000,-. Lalu juga mangga dari Meksiko dengan harga lebih mahal lagi. Padahal rasanya jauh lebih tidak enak ketimbang mangga dari Indonesia.

Penulis sempat mencoba mengirimkan dua mangga lewat pos biasa ke Jepang. Ketahuan berisi emas lalu disita Kementerian Pertanian Jepang dan ditelepon dengan dua pilihan. Kiriman dikembalikan ke Indonesia atau dimusnahkan.

Berita Rekomendasi

Menanggapi hal itu penulis sempat berdebat dengan pihak kementerian pertanian Jepang dan dari mereka ke luar kata-kata, mangga Indonesia tidak bisa diimpor ke Jepang Karena mengandung hama. Kesal dengan hal tersebut saya tanyakan, bagaimana dengan mangga Filipina dan Meksiko?

Dijawab mereka, mangga itu telah diimpor dengan mengikuti persyaratan dengan baik, dibuat satu lokalisasi dengan baik sehingga termonitor baik, “Lah, kalau begitu mangga Indonesia bisa diimpor ke Jepang juga dong bila mengikuti persyaratan dan ketentuan dengan baik seperti itu?” tanya saya. Mengagetkan sekali jawaban petugas kementerian pertanian, “Tetap tidak bisa karena mengandung hama yang tak diperkenankan memasuki Jepang.”

Langsung saja saya katakan, “Anda melakukan diskriminasi ya terhadap Indonesia!” Langsung dia diam dan tak berkata-kata lagi.

Kasus tersebut menunjukkan pemerintah Indonesia sama sekali tak melakukan penekanan secara nyata terhadap Jepang agar buah-buahan bisa dimasukkan ke Jepang. Terbukti dari komentar petugas kementerian pertanian Jepang yang sama sekali tak tahu menahu mengenai buah dari Indonesia.

Termasuk pula kesepakatan EPA yang dibuat Indonesia-Jepang baru-baru ini, sama sekali tidak dimengerti petugas kementerian pertanian tersebut, “Saya tak tahu soal EPA. Yang pasti saat ini tidak boleh buah Indonesia masuk ke Jepang,” tekannya lagi menanggapi pertanyaan penulis apakah tahu mengenai kesepakatan EPA Indonesia-Jepang.

Sebenarnya banyak sekali produk Indonesia bisa masuk ke Jepang. Namun banyak ketidaktahuan petugas kementerian pertanian Jepang mengenai Indonesia. Jangankan buah dari Indonesia, mungkin nama Indonesia saja belum pernah mendengar atau tidak tahu di mana letak Indonesia. Semua ini karena kurang banyak promosi dari Indonesia dalam bahasa Jepang di Jepang selama ini sehingga yang mereka tahu justru Bali dan tidak tahu mengenai  Indonesia.

Mengapa tahu Bali? Karena banyak sekali orang Jepang berlibur ke Bali sehingga banyak yang mengira Bali adalah satu negara tersendiri lepas dari Indonesia. Lebih parah lagi masih ada yang mengira bahwa Indonesia ada di dalam Bali. Mengetahui hal ini memang sangat memelas sekali, tidak banyak yang tahu kecuali nama Bali yang jauh lebih populer di Jepang.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas