Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

MTI: Lion Celaka karena Kombinasi Human Error dan Alam

MTI memprediksi kombinasi faktor kesalahan manusia (human error) dan alam bisa menjadi penyebab kecelakaan pesawat Lion Air di Bali.

Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Sanusi
zoom-in MTI: Lion Celaka karena Kombinasi Human Error dan Alam
surya
Kondisi badan pesawat Lion Air Minggu (14/4/2013) pagi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat Transportasi Indonesia memprediksi kombinasi faktor kesalahan manusia (human error) dan alam bisa menjadi penyebab kecelakaan pesawat Lion Air di Bali.

Suharto Abdul Majid, Ketua Forum Transportasi Udara MTI, mengatakan cross wind atau angin yang bertiup dari samping pesawat, diduga menjadi penyebab jatuhnya pesawat Lion Air di perairan sebelah bandara Ngurah Rai Bali, pada Sabtu (13/4) kemarin.

Saat ini, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih melakukan atas insiden tersebut. "Penyebab pastinya tentunya belum bisa kami komentari," katanya.

Namun, dia menerangkan, melihat dari informasi yang didapat, kemungkinan besar penyebabnya adalah angin samping (cross wind) itu. Menurutnya, hal itu dapat terlihat dari komunikasi pilot dengan pihak bandara sebelum kejadian itu berlangsung.

"Pada detik 15.09-15.10 sebelum kecelakaan, masih ada komunikasi dari pilot ke bandara untuk mendarat, namun pesawat mengalami kejadian itu beberapa detik setelah itu," katanya.

Suharto mengatakan, faktor alam dalam beberapa detik berselang kejadian itu hanya dapat diatasi oleh seorang pilot yang mempunyai pengalaman tinggi dengan kesigapan dan feeling yang baik untuk mengatasi goncangan dengan berbagai manuver yang dibutuhkan. Namun, dengan posisi akan mendarat, pesawat Lion Air akan sulit bermanuver dengan ketinggian yang sudah sangat rendah.

Dia menjelaskan, dari segi kualitas, pesawat buatan Boeing ini sudah diakui repustasinya dan kondisinya masih bagus dan laik jalan. Dengan kapasitas pesawat mendekati 200 penumpang, diperkirakan angin samping yang datang tak terduga itu kemungkinan cukup besar.

BERITA TERKAIT

"Namun data pastinya akan diketahui melalui pembacaan black box pesawat yang dibandingkan dengan data BMKG. Ketika data black box dibaca akan ketahuan di situ kenapa. Pasti ada percakapan. Akan dibaca apakah pilot gugup dan lain-lain, dikaitkan dengan analisa BMKG, kenapa pesawat tiba-tiba bergerak ke arah barat," katanya.

Dia menuturkan, penelitian akan kejadian itu dapat dilakukan dengan melokalisasi masalah yang terjadi antara percakapan pilot dengan detik-detik menjelang pesawat naas. "Kalau menyangkut human error, harus dievaluasi dan ditentukan treatment yang dapat dilakukan untuk itu," katanya.

Pesawat, kata dia, sangat rentan mengalami gangguan cross wind pada saat mendarat dan take off. "Sampai sekarang, tidak mudah sebuah pesawat melewati cross wind. Dorongan angin dari samping, kiri, kanan dan depan, benda apapun bisa terdorong, apalagi ini tinggal beberapa meter dari landasan," katanya.

Terkait dengan penanganan korban, Suharto mengatakan, pihak maskapai dan bandara harus terus mengevaluasi bagaimana cara membantu korban kecelakaan yang baik agar pelayanan pada kebutuhan penumpang saat kecelakaan semakin baik.

"Harus dilakukan wawancara kepada setiap penumpang apakah semua standar SOP sudah dilakukan, sehingga ke depan harus diperbaiki," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Lion Air jenis Boeing 737-800 NG jatuh di perairan Pantai Segara saat bersiap-siap mendarat di Bandar Udara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Sabtu (13/4) sore. Semua penumpang yang berjumlah 101 orang berikut 7 awak selamat. Penyebab jatuhnya masih diselidiki.

Pesawat bernomor penerbangan JT-904 itu bertolak dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, pukul 12.48 WIB. Di bawah pimpinan penerbangan pilot Mahlup Ghozali dan kopilot Chirag Kalra (warga India), pesawat tersebut dijadwalkan mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai pukul 15.18 Wita.

Namun, lima menit menjelang jadwal mendarat itu, pesawat jatuh di perairan Pantai Segara, sekitar 10 meter dari ujung barat landasan pacu Bandara Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali. Pesawat bernomor registrasi PK LKS 737-800 NG patah pada dua sisi belakang dekat ekor.

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas