Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Energi di Indonesia dalam Keadaan Gawat Darurat

Ketua Asosiasi Perusahaan Migas nasional (Aspermigas) Effendi Sirajudin menilai masalah energi

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Widiyabuana Slay
zoom-in Energi di Indonesia dalam Keadaan Gawat Darurat
KOMPAS/PRIYOMBODO
Pengendara sepeda motor mengisi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi ke kendaraannya di Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) 34.10102 di Jalan KH Hasyim Ashari, Jakarta, Jumat (5/4/2013). Pemerintah berusaha merumuskan solusi pengendalian bahan bakar minyak bersubsidi mengingat kuota bulanan untuk periode Januari-Maret sudah jebol 6 persen. KOMPAS/PRIYOMBODO 

TRIBUNNEWS,COM, JAKARTA - Ketua Asosiasi Perusahaan Migas nasional (Aspermigas) Effendi Sirajudin menilai masalah energi sifatnya global di seluruh negara. Effendi menjelaskan posisi energi Indonesia sekarang sedang dalam keadaan darurat energi karena diprediksikan tak bisa mendapatkan cadangan minyak.

"Dalam waktu lima tahun ke depan, karena kurangnya suplai energi dunia. Indoesia tidak akan bisa mengimpor minyak," ujar Effendi, Minggu (21/4/2013).

Effendi menjelaskan Indonesia sampai saat ini mengimpor 2/3 kebutuhan minyaknya. Dari penjelasannya disebutkan 1,3 juta konsumsi minyak per hari, sedangkan produksi SKK Migas hanya 830 juta barrel oil per hari.

"Hal ini berpotensi colapse untuk negara Indonesia," ungkap Effendi. Lebih lanjut lagi, Effendi mengatakan krisis ekonomi terparah kalau BBM di seluruh dunia sudah menipis. Hal itu menurut Effendi lebih para daripada krisis pangan.

"World Economic Forum 2011 mengungkapkan yang membuat colapse ekonomi dunia bukan karena pangan tapi shortage minyak," papar Effendi.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas