Pertamina akan Uji Coba Alat Pemantau Konsumsi BBM Bersubsidi
PT Pertamina akan melakukan uji coba alat pemantau konsumsi BBM bersubsidi (Radio Frequency Identification/RFID)
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina akan melakukan uji coba alat pemantau konsumsi BBM bersubsidi (Radio Frequency Identification/RFID). Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan uji coba itu dilakukan dalam waktu dekat pada lokasi yang sudah ditentukan.
"Pekan ini uji cobanya. Tapi sifatnya masih internal belum undang wartawan. Lokasi masih rahasia," ujar Hanung Budya, Kamis (16/5/2013).
Pemasangan RFID, kata Hanung akan dilakukan secara bertahap di wilayah Jabodetabek, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur pada Juli nanti. Prioritas utama pemasangan perangkat ini pada kendaraan dinas pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara serta kendaraan pertambangan dan perkebunan.
Menurutnya dengan cara ini pengendalian konsumsi BBM subsidi yang mengacu pada ketentuan Permen Nomor 1 tahun 2013 bisa efektif.
"Kalau stiker sudah hilang, SPBU enggak bisa berbuat apa-apa. Dengan sistem ini tidak bisa isi BBM subsidi," ujar Hanung.
Hanung menjelaskan RFID memiliki kemampuan sebagai monitoring dan pengendalian konsumsi BBM subsidi. Fungsi monitoring mencatat semua transaksi pembelian BBM subsidi.
"Fungsi pengendalian untuk mengatur kendaraan apa saja yang boleh membeli BBM subsidi," kata Hanung.
Pengendalian konsumsi BBM ditujukan kepada angkutan umum, sepeda motor, mobil pribadi serta kendaraan lain yang 'minum' BBM subsidi. Menurutnya selama ini pembelian BBM tersebut tidak terkontrol yang mengakibatkan over kuota BBM subsidi.
Ditargetkan pada Juli nanti, SPBU dan kendaraan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi sudah terpasang perangkat monitoring. Sedangkan akhir tahun 2013, di seluruh pulau Jawa sudah terpasang perangkat ini.
"Nantinya akan terkontrol berdasarkan kebutuhan per minggu. Misalkan sepeda motor kebutuhannya 0,7 liter per hari maka tinggal dikalikan saja. Jadi ada hitung-hitungannya," kata Hanung.