Indonesia Jangan Takut Hadapi AEC
Mendorong para Usaha Mikro Kecil dan Menengah(UMKM) di Tanah Air untuk siap menghadapi tantangan persaingan pasar
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Feryanto Hadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Jelang diberlakukannya Asean Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada tahun 2015 mendatang, mendorong para Usaha Mikro Kecil dan Menengah(UMKM) di Tanah Air untuk siap menghadapi tantangan persaingan pasar bersama tersebut.
Andhika Anindyaguna, Ketua Umum BPD Hipmi Jaya meminta kepada masyarakat Indonesia, khususnya para pelaku UMKM, supaya jangan takut menghadapi kondisi tersebut.
"Ini kami lihat sebuah oportunity dan kesempatan. Jangan justru kita takut menghadapi pasar bebas ini. Jadikan ini sebagai peluang baru. Kita memiliki pasar dalam negeri yang begitu kuat. Ada potensi pasar yang bisa kita kuasai," ujarnya saat menggelar seminar ”Strategi, Peluang, dan Tantangan UMKM dalam Memasuki Masyarakat Ekonomi Asean Tahun 2015 “ di Gedung SMESCO UKM, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (29/5/2013).
Menurutnya, Sumber Daya di Indonesia, khususnya ketersediaan bahan, sangat melimpah. Hal itulah yang bisa dijadikan kekuatan besar bagi industri UMKM di Indonesia untuk bisa bersaing dengan produk dari luar negeri yang dipastikan bakal menjamur pasca diberlakukannya AEC.
"Sumberdaya kita kekuatannya juga luar biasa. Bukan hanya sumber daya yang masuk sumber daya alam energi saja, tapi juga sumber daya pariwisata kita. Salah satu produk yang siap untuk didorong salah satunya adalah produk laut. Saya minta teman-teman HIPMI, HIPPI Jakarta dan IWAPI harus mampu membuka wacana ini. Karena kita sudah memiliki semuanya. Kita masih punya waktu untuk memperbaiki pasar kita. Dan pada saatnya nanti kita tidak akan mudah tergoyah," ujarnya.
Dia mengungkapkan, saat ini, persiapan yang harus dilakukan adalah bagaimana membuat produk yang dihasilkan oleh para UMKM di Indonesia semakin berkualitas. Kalangan UMKM, menurutnya, perlu menjaga dan meningkatkan daya saing sebagai sebuah industri kreatif. Sebab, dia menyadari bahwa produk-produk dari produsen di beberapa negara ASEAN juga kualitasnya pasti bagus.
"Jadi, produk itu nantinya bica bicara di pasar dan bisa bersaing dengan produk-produk dari mancanegara," ujarnya.