Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Melonjak, Puluhan Pedagang Jengkol di Tasikmalaya Gulung Tikar

Puluhan pedagang jengkol di Pasar Induk Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, gulung tikar

zoom-in Harga Melonjak, Puluhan Pedagang Jengkol di Tasikmalaya Gulung Tikar
net
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM – Puluhan pedagang jengkol di Pasar Induk Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, gulung tikar menyusul melonjaknya harga jengkol. Di dua pasar Kota Tasikmalya itu, harga jengkol Rp 33.000 hingga Rp 38.000 per kg di tingkat bandar. Jauh melebihi harga daging ayam boiler yang hanya sekitar Rp 26.000 per kg.

Dari sekitar 50 pedagang jengkol, yang masih bertahan hanya tinggal beberapa orang saja. Para pedagang mengaku tak sanggup menjual jengkol dengan harga Rp 35.000 hingga Rp 40.000 kepada pembeli, alasannya jengkol bukan termasuk kebutuhan pokok serta penggemarnya terbatas.

"Kami lebih memilih tak berjualan dulu. Menunggu harga kembali normal sekitar Rp 10.000 per kg," kata Iis (43), pedagang jengkol yang kini berjualan sayuran, saat ditemui Senin (3/6/2013).

Menurut Iis, naiknya harga jengkol sudah terjadi sejak sekitar seminggu lalu. Sebelum terjadi kenaikan, kata Iis, pasokan jengkol dari luar daerah menurun.

"Nah dari kondisi itu, harga di tingkat bandar terus naik, dan sejak minggu kemarin hingga kini harganya antara Rp 33.000 sampai Rp 38.000 per kg. Ini harga yang tidak layak. Masa dua kali lipat harga daging ayam. Makanya kami berhenti jualan jengkol, sampai harga normal lagi," ujarnya.

Pedagang jengkol yang masih bertahan, Ayip (45), mengatakan kebutuhan jengkol di Pasar Cikurubuk mencapai 2 ton setiap seminggunya. Kebutuhan sebanyak itu dipasok dalam dua kali pengiriman. "Tapi sejak seminggu lalu pasokan hanya sekali saja dan harga di tingkat bandar pun melambung seiring dengan seretnya pasokan," ujar Ayip.

Namun menurut Ayip, kenaikan harga jengkol sebenarnya agak aneh mengingat jengkol bukan komoditas pokok. "Aneh juga sebenarnya bandar menaikkan harga tinggi. Karena dengan harga yang tinggi, mana mau warga membelinya. Mereka akan memilih membeli ayam," kata Ayip yang mencoba terus berjualan jengkol. (Tribun Jabar/stf)

Berita Rekomendasi
Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas