Harga Jual Ikan Mas di Cirata Anjlok
Ribuan petani ikan mas di sentra pembudidayaan ikan air tawar Waduk Cirata, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengaku rugi besar.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, CIPEUNDEUY - Ribuan petani ikan mas di sentra pembudidayaan ikan air tawar Waduk Cirata, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengaku rugi besar.
Penyebabnya harga jual ikan mas saat ini termasuk sangat murah, tapi petani harus beli pakan ikan dengan harga tinggi.
Selama beberapa bulan ini, aktivitas jual beli ikan dalam jumlah besar seperti sebelumnya tidak terlihat. Para petani pun seperti kurang bersemangat menggarap kolam-kolam atau jaring apung yang mereka miliki.
Ketua Asosiasi Pembudidaya Ikan dan Nelayan Waduk Cirata (Aspindac) KBB, Sundaya mengatakan saat ini harga ikan mas hanya sekitar Rp 14 ribu per kilogramnya.
Nilai itu merupakan harga jual dari petani kepada pengepul. Harga normalnya berada di kisaran Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu per kg. Sementara, biaya pakan ikan mencapai Rp 7 ribu per kg. Para petani itu sedikitnya memerlukan kuintalan pakan untuk sekali panen selama 2 bulan.
"Banyak petani yang akhirnya tidak memperoleh untung sama sekali. Bahkan banyak juga yang minus," kata Sundaya kepada wartawan di Cipeundeuy, Selasa (18/6).
Menurut dia, sebenarnya sudah sejak lama para petani ikan mengeluhkan tingginya harga pakan ini. Namun bukannya turun, harganya malah terus melonjak dalam dua bulan terakhir. Tingginya harga ini membuat para petani berpikir ulang untuk menanam benih ikan mengingat harganya yang sangat tidak menguntungkan.
Sundaya menduga kenaikan harga pakan ikan ini akibat ulah spekulan pakan. Menurutnya, harga pakan yang terus meroket seolah telah dirancang oleh perusahaan pembuat pakan untuk meningkatkan omzet mereka.
Oleh karena itu, petani saat ini tengah memikirkan budidaya ikan alternatif selain ikan mas agar para petani tetap memiliki penghasilan. Salah satu jenis ikan yang tengah dibidik, adalah ikan patin. Namun masalahnya, saat ini masih jarang petani di Waduk Cirata yang membudidayakan ikan patin sehingga kesulitan memperoleh benihnya.
Di samping itu, kata Sundaya, para petani saat ini tengah berupaya membuat pakan ikan sendiri dengan kandungan gizi yang sama. Mereka menargetkan, harga pakan yang akan dijual nantinya tidak akan lebih dari Rp 4 ribu per kg.
Kerugian besar yang dialami para petani ikan Cirata ini, menurut petani lainnya, Toto (50), hampir sama dengan peristiwa matinya ribuan ton ikan akibat cuaca ekstrem yang terjadi akhir Januari lalu. Akibat musibah tersebut, para petani mengalami kerugian miliaran rupiah.
Ketika itu, para petani di Waduk Cirata terpaksa memilih untuk memanen lebih awal ikan-ikan yang mereka tanam di ribuan jaring apung guna menghindari cuaca buruk
"Bedanya kalau dulu, kami rugi karena banyak ikan mati akibat cuaca, sekarang kami rugi karena ikan banyak, namun harganya sangat murah, padahal harga pakannya sangat tinggi," kata Toto. (zam)